JAKARTA, KOMPAS.com - Warga RT 012/RW 12 Utan Kayu Selatan, Matraman, Jakarta Timur, ingin Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur turun tangan.
Mereka meminta bantuan untuk mengatasi permasalahan rumah terbengkalai yang kini menjadi sarang ular.
Sebab, pemilik rumah menolak membongkar dua titik yang diduga menjadi sarang ular, yakni septic tank dan plafon.
"Warga sudah laporkan ke Wali Kota," ungkap Sekretaris RT 012/RW 12 bernama Hendar ketika dihubungi, Rabu (20/9/2023).
Sebelumnya, warga telah berinisiatif menyurati pihak Kelurahan dan Kecamatan.
Lantaran tidak kunjung mendapatkan hasil yang diharapkan, pekan lalu mereka menyurati Pemkot Jakarta Timur.
"Sudah bukan tingkat kelurahan dan kecamatan lagi suratnya. Surat soal warga minta akses supaya ada pembongkaran, terutama yang di plafon," kata Hendar.
Dalam surat itu, warga RT 012/RW 12 Utan Kayu Selatan juga meminta agar Pemkot Jakarta Timur turun tangan mengimbau pemilik rumah mengizinkan warga membongkar septic tank dan plafon.
"Iya (agar pemilik rumah mengizinkan pembongkaran), karena si pemilik rumah tetap kekeh supaya jangan dibongkar," terang Hendar.
"Kalau di dua tempat itu ternyata enggak ada sarang ular, bakal ada rundingan lagi, pasti itu. Dari warga juga enggak mungkin langsung lepas tangan," imbuh dia.
Ditemukan belasan ular
Sejak pencarian ular dilakukan pada awal Agustus, sudah ada 16 ular yang ditemukan hingga kini.
Mulanya, hanya tujuh ular saja yang tertangkap sampai awal September. Meski demikian, masih ada ular yang menyisa sampai akhirnya kini tertangkap 16 ular.
Upaya penangkapan dilakukan setiap malam. Namun, ular kerap menghindar dari kejaran warga.
Inilah mengapa hanya tiga ular yang berhasil ditangkap sejak penangkapan terakhir pada 10 September.
"Warga tambah resah dari sebelum-sebelumnya karena sudah hampir 20 ular ditangkap," ungkap Hendar.
Rumah terbengkalai belasan tahun
Rumah terbengkalai itu baru menjadi sarang ular pada bulan Agustus 2023.
"Ini rumah sudah kosong ada kali sekitar 15 tahunan, cuma baru kali ini nemu ada ular, Agustus 2023 ini," ujar Hendar.
Selama ini, warga tidak pernah melihat penampakan ular meski rumah masih ditumbuhi pepohonan rindang.
Bahkan, tak ada laporan rumah warga kemasukan ular.
Namun, sejak adanya temuan dua ular sanca sepanjang sekitar tiga meter pada Agustus lalu, anak-anak dilarang bermain di dekat rumah kosong itu.
"Pas belum ketahuan ada ular, biasa saja warga sama rumah terbengkalai ini. Pas ketahuan ada ular, warga waspada," ujar Hendar.
"Warga khawatir, takutnya makin banyak ularnya seiring waktu. Tapi enggak menutup kemungkinan ular sudah ada lama (beberapa bulan sebelum Agustus), cuma warga mungkin belum sadar ada ular," imbuh dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/21/12411931/warga-ingin-pemkot-turun-tangan-atasi-rumah-terbengkalai-yang-jadi-sarang