Sebab, Lusy khawatir anaknya turut menonton konten-konten tersebut mengingat TikTok dapat memengaruhi gaya hidup seseorang.
Padahal, ia berpendapat, konten TikTok yang memperlihatkan fenomena anak sekolah menyayat tangan sendiri sangatlah konyol.
"Enggak ada bagus-bagusnya dan keren-kerennya buat jadi tren. Terus kan itu ramai di TikTok ya, kalau bisa dari TikTok-nya, kalau ada video-video kayak gitu, harus di-take down sih biar enggak pengaruhi anak," kata Lusy kepada Kompas.com, Kamis (5/10/2023).
Dalam kesempatan berbeda, orangtua murid bernama Christina Indah Paramita (38) menyarankan pihak sekolah agar turut ambil peran untuk mengantisipasi fenomena tersebut.
"Tumbuh kembang anak itu bukan hanya dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, melainkan juga lingkup pendidikan," tegas Indah.
Ia juga meminta Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) segera memblokir konten-konten kekerasan.
"Pemblokiran secara otomatis dari Kominfo terkait konten kekerasan atau pun yang mengandung unsur sara juga harus dilakukan sih," ujar Indah.
Terlepas dari itu, Indah turut melakukan tindakan preventif demi anaknya yang kini duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).
Indah menyampaikan bahwa dia dan suami selalu rajin mengecek gawai anak secara berkala.
Justru, kata Indah, hal tersebut sudah terbentuk dalam suatu kesepakatan antara orangtua dengan anaknya.
"Saya enggak larang anak saya untuk mengetahui hal baru dalam tumbuh kembang anak. Karena saya juga enggak mau terlalu mengekang dia," tutur Indah.
"Justru saya kasih kepercayaan sama dia. Jangan sampai bikin orang terdekat dia kecewa sama yang dia lakukan," lanjutnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/05/19203141/orangtua-murid-minta-tiktok-take-down-konten-anak-sekolah-sayat-tangan