Salin Artikel

Polisi Bangun Sekolah Gratis di Lapak Pemulung, Warga: Anak-anak Jadi Bisa Baca-Tulis

TPA gratis ini berlokasi di Jalan Sawah Balong, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat.

Sekolah yang dikenal dengan nama TPA Maju Bersama itu membantu anak-anak yang tinggal di sekitar lapak agar bisa membaca dan menulis.

Hal ini dirasakan Ane (24), yang menyekolahkan anaknya di sana. Meski TPA Maju Bersama bukan sekolah formal, Ane mengaku anaknya diajari banyak hal, termasuk ilmu agama.

"Semenjak ada pembelajaran ini, jadi pada ikut. hasilnya juga sudah banyak murid. Sudah pada bisa menulis, membaca, membaca Iqra juga," ujar Ane saat ditemui di TPA Maju Bersama, Rabu (11/10/2023).

Dia menyebutkan, sang anak yang masih berusia 5 tahun sengaja disekolahkan di TPA Maju Bersama lantaran tak dipungut biaya.

Jarak antara rumah dengan sekolah pun dekat. Dengan begitu, Ane bisa mengantarkan anaknya belajar dari pukul 14.00 WIB hingga 17.00 WIB.

"Di sini sekalian belajar baca, sekarang anak saya sudah bisa baca. Ya karena gratis juga. Anak yatim piatu juga ada," ucap Ane.

Ia berujar, dahulu bangunan TPA Maju Bersama tak selaik sekarang. Anak-anak hanya belajar di bawah atap bedeng di tengah lapak pemulung, beralaskan tanah.

"Terus pindah ke luar karena sudah dibangun. Sekarang sudah diperluas lagi, dulu bangunannya masih bedeng," ujar dia.

Ane pun berharap sekolah ini bisa tetap berdiri. Dengan demikian, anak-anak tidak mampu dapat terus mengenyam pendidikan.

Alasan membangun sekolah gratis

Sementara itu, Agus menjelaskan bahwa sekolah gratis dibuka khusus untuk anak-anak kurang mampu di lapak pemulung.

"Kami temukan anak-anak usia sekolah tetapi mereka tidak bersekolah, mereka membantu orangtuanya mengumpulkan barang-barang bekas," ucap Agus.

"Kemudian kami berniat memberikan, mengumpulkan mereka untuk diajak belajar bersama," lanjut dia.

Agus membangun sekolah dari material bekas. Dengan uang seadanya, warga turut membantu pembangunan sekolah itu.

Agus juga mendapatkan bantuan berupa meja dan bangku bekas.

"Kami mendatangi sekolah-sekolah, kalau mungkin ada, kami manfaatkan, termasuk kursi-kursi, papan tulis, dan semuanya ini bekas," tutur dia.

Mulanya, hanya delapan anak yang bersekolah di sana. Seiring berjalannya waktu, total ada 86 anak yang bersekolah di TPA Maju Bersama.

Tak hanya Agus, beberapa relawan juga ikut mengajar anak-anak di sekolah tersebut.

Agus mengaku merasa miris ketika melihat anak-anak tidak bersekolah.

Pintu hatinya terketuk untuk membangun sekolah kala ditugaskan sebagai Bhanbinkamtibmas untuk berkomunikasi langsung ke masyarakat.

"Timbul niat kami untuk membantu mereka, terutama anak-anak ini karena mereka adalah penerus generasi bangsa yang seharusnya mereka mendapatkan pendidikan yang layak," jelas dia.

Adapun kini Agus tengah bersiap mendaftarkan TPA Maju Bersama secara resmi ke Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/13/12043121/polisi-bangun-sekolah-gratis-di-lapak-pemulung-warga-anak-anak-jadi-bisa

Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke