Salin Artikel

Kesaksian Warga Saat Kebakaran TPA Rawa Kucing: Awalnya Api Kecil, lalu Jadi Lautan Api

TANGERANG, KOMPAS.com - Yuli (35), salah satu warga yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing, Neglasari, Kota Tangerang, mengungkapkan kondisi ketika kebakaran hebat melanda TPA tersebut.

Menurut Yuli, kebakaran itu terjadi pada Jumat (20/10/2023).

Mulanya, ada api berukuran kecil yang muncul di tumpukan sampah sekitar pukul 14.00 WIB.

"Awalnya kecil dulu, terus tiba-tiba jadi besar, karena sampah itu dalam keadaan kering semua," ujar Yuli kepada Kompas.com di lokasi, Senin (23/10/2023).

Api yang tak kunjung padam itu selanjutnya kian membesar.

Yuli mengatakan, pukul 17.00 WIB, api bahkan membakar gunung-gunung sampah di TPA Rawa Kucing.

"Di jam 17.00 WIB sampai malam, itu kayak lautan api, semua sudah nyala. Apinya udah meliputi semua yang ada di sampah ini," ujar Yuli.

Meski api terus membesar, dirinya memastikan tidak ada ledakan ketika kebakaran terjadi.

Sementara itu, salah satu warga lain, yakni Iksan (57), juga turut mengatakan bahwa memang ada api kecil yang muncul.

Namun, lambat laun api itu terus membesar dan menjalar hingga akhirnya membakar gunung sampah.

"Sudah seluruhnya (sampah terbakar). Jadi, menjalar apinya. Dari sana (api) sudah mengepung sampah, pokoknya ikutin embusan angin. Ini di belakangan dulu habis," jelas Iksan.

Sementara itu, berdasarkan pengamatan Kompas.com di lokasi, petugas pemadam kebakaran atau helikopter ikut memadamkan api di TPA Rawa Kucing.

Helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu tampak mondar-mandir guna memadamkan titik-titik api yang masih membakar TPW Rawa Kucing.

Helikopter itu terus membantu pemadaman meski angin sesekali bertiup hingga membuat kawasan TPA Rawa Kucing tertutup kabut asap yang tebal.

Helikopter itu juga sesekali berpapasan dengan pesawat-pesawat yang hilir mudik di langit.

Hal itu terjadi karena jarak antara TPA Rawa Kucing dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta hanya 13 kilometer.

Sementara tepat di depan lokasi TPA Rawa Kucing, kabut asap sesekali berembus kencang.

Hal itu membuat orang-orang yang ada di sekitar lokasi kebakaran mengenakan masker atau pelindung mata.

Sebab, embusan angin membuat kabut asap berembus serta membuat mata dan pernapasan terganggu akibat kebakaran yang hingga kini belum padam.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/23/16471191/kesaksian-warga-saat-kebakaran-tpa-rawa-kucing-awalnya-api-kecil-lalu

Terkini Lainnya

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke