Inilah yang memicu ia membangun komunitas literasi bernama Literacy For Everyone (LiFE) Papua pada 2018.
"LiFE Papua sebenarnya terbentuk saat dulu masih menjadi mahasiswa. Kemudian, kami melihat di beberapa kampung di Papua tidak ada sekolah," kata dia dalam acara Selebrasi Generasi Bangkit, Sabtu (28/10/2023).
Kondisi itu membuatnya resah karena anak-anak asli Papua tidak secara rata mendapat kesempatan untuk bersekolah.
Berdasarkan hal tersebut, Kurniawan dan kawan-kawan berinisiatif mendirikan komunitas tersebut.
"Makanya LiFE Papua terbentuk atas dasar kemanusiaan. Jadi, ada keresahan itu," terang dia.
Sejak dimulai pada 2018, kegiatan LiFE Papua berfokus pada literasi membaca dan menulis untuk anak-anak asli Papua. Kegiatan dilakukan di tiga kampung.
Kampung pertama dan kedua adalah Kampung Ubiyau dan Kampung Sawanawa di Kabupaten Keerom. Kemudian Kampung Koya Koso di Kota Jayapura.
Seiring berjalannya waktu, Kurniawan menambahkan kegiatan khusus untuk mama-mama Papua pelaku usaha, yakni literasi keuangan.
"Sekarang kami fokusnya tidak cuma ke literasi membaca dan menulis. Sekarang juga memiliki 173 dampingan pelaku usaha mama-mama asli Papua," ungkap dia.
Saat ini, komunitas LiFE Papua terdiri dari 44 anggota. Sebagian besar adalah mahasiswa.
Namun, komunitas terbuka bagi siapa pun yang ingin membantu mengajarkan literasi membaca dan menulis ke anak-anak, dan literasi keuangan ke mama-mama Papua.
"Sangat terbuka. Sangat terbuka lebar untuk yang mau menjadi volunteer," tutur Kurniawan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/29/09142471/komunitas-life-yang-terbentuk-karena-minimnya-sekolah-di-papua