Sebab, teror itu hanya lelucon yang dibuat para pelaku untuk menjahili siswa lain berinisial H.
"Sampai saat ini, sampai kami rilis, sementara belum (ada tersangka), karena motifnya itu memang prank. Nanti masih kami dalami dulu," kata Kapolsek Koja Kompol Muhammad Syahroni dalam jumpa pers di Mapolsek Koja, Kamis (2/11/2023).
Meski begitu, penyidik tidak begitu saja memulangkan para pelajar yang terlibat membuat teror bom palsu itu.
"Belum, nanti kami koordinasikan dengan pimpinan dan juga penyidik, apabila memang ditemukan motif yang kami sebutkan tadi (prank), bisa juga mereka akan kami pulangkan, namun kami bakal kenakan wajib lapor," ujar Syahroni.
Untuk diketahui, sebanyak enam pelajar SMA 114 Jakarta diamankan terkait teror bom palsu di Koja Trade Mall, Kamis.
5 dari 6 pelajar dipastikan terlibat membuat teror bom palsu tersebut. Mereka adalah FA, H, RF, KH, dan SAL.
Mulanya RF memberikan nomor telepon H kepada FA.
Kemudian, FA menghubungi H melalui pesan singkat WhatsApp. FA menggunakan gambar Noordin M Top sebagai foto profil WhatsApp.
"Assalamualaikum. Apakah benar ini bersama Hilbram anggota Syiah? Kami akan melakukan pengeboman di daerah Koja Trade Mall. Jika kamu peduli dengan Noordin M Top, kamu harus mengikuti acara pengeboman," demikian bunyi pesan FA kepada H.
H yang tidak mengetahui bahwa pengirim pesan itu FA, langsung meng-capture pesan tersebut dan mengirimkannya ke akun Instagram Koja Trade Mall melalui fitur direct message.
Mendapat pesan tersebut, pihak Koja Trade Mall melapor ke Polsek Koja. Setelah menyisir sejumlah sudut gedung, polisi memastikan tidak menemukan bom di Koja Trade Mall.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/03/06324121/polisi-belum-tetapkan-tersangka-dalam-kasus-teror-bom-palsu-di-koja-trade