Salin Artikel

Khaidar dan Imam Masykur Sempat Bertukar Posisi Duduk Saat Diculik 3 Oknum TNI

Dalam kesaksiannya di sidang kasus pembunuhan Imam Masykur, Khaidar mengungkapkan bahwa mulanya ia duduk di barisan tengah mobil yang disewa para pelaku.

"Duduk di tengah. Mereka (tiga oknum TNI) pada pakai masker," tutur dia di Pengadilan Militer II-08 Jakarta, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (2/11/2023).

Saat diculik oleh para pembunuh Imam Masykur dari tempatnya bekerja di daerah Condet, Jakarta Timur, Khaidar langsung diarahkan ke kursi barisan tengah.

Sebab, bagian belakang mobil yang joknya sudah dilepas telah ditempati oleh Imam Masykur.

Di dalam mobil, ia duduk dengan posisi diapit oleh dua pelaku, sedangkan satu di kursi pengemudi.

Khaidar tidak mengenali para pelaku karena wajah mereka ditutupi masker, dan mata Khaidar ditutup.

"Mata belum ditutup, berjalan mobil (saya) diminta (buka) M-banking, saya kasih. Habis itu disuruh buka baju, disuruh tutup mata pakai kaus sendiri," ungkap Khaidar.

Selang beberapa waktu setelah Khaidar terpaksa masuk ke dalam mobil, ia ditanya apakah ingin diproses di mobil atau di kantor.

Khaidar mengatakan, ia ingin diproses di mobil saja. Pada saat itulah ia mengetahui keberadaan Imam Masykur yang berada di bagian belakang mobil.

Imam diminta menelepon bosnya yang bernama Rasidi untuk meminta tebusan sebesar Rp 50 juta menggunakan ponselnya.

"Dibuka matanya, HP dikasih, disuruh pencet (nomor telepon bosnya). HP-nya dipegang mereka. Sempat (ngomong) cuma minta tebusan. Saya bilang sama abang minta tebusan Rp 50 juta. Dibilang bos saya, 'mana ada duit Rp 50 juta? Rp 5 juta saja enggak ada'," ujar dia.

Setelah itu, Khaidar diminta bertukar posisi dengan Imam Masykur. Korban juga diminta menelepon bosnya, yang mana dijawab ia tidak punya bos.

Namun, ia menghubungi saudaranya. Khaidar tidak tahu siapa, tetapi suara yang terdengar dari telepon yang dikeraskan suaranya adalah laki-laki.

Khaidar kembali disuruh bertukar posisi dengan Imam Masykur. Ia kembali duduk di barisan tengah, dan korban di bagian belakang mobil.

Khaidar kembali disuruh menelepon bosnya, tetapi tidak diangkat karena nomornya diblokir.

Menurut keterangan bosnya, ia sengaja memblokir nomor Khaidar karena merasa kasihan. Jika semakin ditanggapi, karyawannya bakal semakin disiksa.

"Katanya (pelaku), 'Kalau kamu enggak punya uang, dipukul saja', (kata) sebelah saya. Enggak paham siapa yang mukul, enggak kenal. Yang jelas ada yang mukul. Pertama dipukul mengepal, itu yang sebelah kiri lebih dulu mukul. Ditonjok di muka," ungkap Khaidar.

Ia merasa kesakitan, tetapi tidak menangis. Kemudian, Khaidar dicambuk.

"Dicambuk saya. Waktu itu agak gelap, tapi seperti kabel listrik warna putih. Kurang tahu, saya soalnya enggak lihat jelas. (Dipukuli dan dicambuk) Tiga menit, saya cuma 'aduh' doang. Takutnya lebih parah lagi kalau saya berontak," jelas dia.

Setelah itu, Imam Masykur kembali disuruh duduk di kursi barisan tengah untuk menelepon orang lain terkait uang tebusan Rp senilai 50 juta.

Karena tidak membuahkan hasil, dua korban penculikan itu kembali disuruh bertukar posisi, sebelum akhirnya Khaidar dilepaskan di jalan tol.

Dalam perjalanan di tol, baju yang sebelumnya digunakan sebagai penutup mata Khaidar dicopot.

Ia disuruh mengenakan bajunya kembali. Ia juga disuruh mengambil dan menggunakan sandalnya.

Setelah itu, Khaidar disuruh menghadap ke arah belakang dan lompat keluar mobil. Khaidar sendiri tak mengetahui alasan dia diturunkan di jalan tol.

Khaidar mengaku tak mengetahui lokasi dia diturunkan. Namun, seingatnya, ada plang Mekarsari saat ia berjalan kaki di luar pagar pembatas tol, usai ditinggalkan para pelaku.

Namun, jaraknya cukup jauh. Ia terus berjalan kaki ke arah plang itu. Sepanjang berjalan kaki, Khaidar mencoba menghentikan pengendara lain yang melintas.

"Saya setop mobil, enggak ada yang mau berhenti, cuma ngelihatin doang. Itu saya terus jalan kaki. Ada yang jaga di samping pintu tol itu. Itu petugas, enggak tahu apa. Saya minta tolong mereka, minta orderin Grab buat saya," terang Khaidar.

Ia diarahkan untuk berjalan kaki sedikit lagi ke depan sampai keluar tol, lalu dipesankan transportasi online itu.

Sebagai informasi, Imam Masykur tewas usai diculik dari toko obatnya di wilayah Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan, pada 12 Agustus 2023.

Dia disiksa di dalam mobil lalu jasadnya dibuang ke sungai. Jasad Imam ditemukan di aliran sungai daerah Karawang, Jawa Barat.

Saat ini, ketiga pelaku didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Imam.

Ketiganya didakwa dengan dakwaan primer Pasal 340 KUHP jo Pasal 55 (1) ke-1 KUHP subsider Pasal 338 KUHP jo Pasal 55 (1) ke-1 KUHP atau Pasal 351 ayat 3 KUHP jo Pasal 55 (1) ke-1 KUHP dan Pasal 328 KUHP jo Pasal 55 (1) ke-1 KUHP.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/03/15131831/khaidar-dan-imam-masykur-sempat-bertukar-posisi-duduk-saat-diculik-3

Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta 'Napak Reformasi' Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta "Napak Reformasi" Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Megapolitan
Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke