Padahal, pada hari itu wilayah RT 006 dan RT 010 di RW 08 terendam banjir setinggi 70-80 sentimeter.
Sekretaris RT 010/RW 08 Gedong Darmansyah menjelaskan, ini karena wilayahnya kebanjiran bukan karena air kiriman.
"Ini kan bukan kiriman banjirnya, jadi enggak masuk dalam daftar pemberitahuan dari pemerintah. Kalau (kiriman) dari Bogor, (luapan Kali) Ciliwung, itu baru diinformasikan," ujar dia di Gedong, Senin (6/11/2023).
Ia melanjutkan, banjir di wilayahnya disebabkan oleh debit air hujan yang tidak bisa ditampung dengan baik.
Sebab, selokan sentral yang mengarah ke Kali Cililitan hanya memiliki lebar dua meter. Padahal, selokan menampung kiriman air dari dua RW di Kelurahan Gedong.
Jadi, banjir di RW 08 Gedong bukan karena permukiman berada dekat dengan aliran sungai.
Banjir murni karena minimnya lahan serapan air dari intensitas hujan yang tinggi dalam waktu yang lama.
"Kami bukan air kiriman, beda sama mereka-mereka (yang masuk dalam daftar banjir BPBD DKI). Kalau dapat kiriman, terpantau pemerintah. Kami tidak," jelas Darmansyah.
"Orang enggak akan percaya di sini banjir karena enggak ada kali yang melintas. Tapi, kenapa banjir? Karena saluran pembuangan. Got sentral terlalu kecil, jadi debit air banjir di lingkungan RW 08 tidak tertampung," sambung dia.
Penyebab banjir di RW 8 Gedong
Darmansyah menuturkan, ada sejumlah penyebab terjadinya banjir di wilayahnya.
Faktor utamanya adalah minimnya kebun dan tanah kosong yang dahulu membantu menyerap air hujan.
Sebab, mulai tahun 2000-an, pembangunan mulai terjadi. Semakin banyak permukiman warga, bangunan untuk berniaga, dan rumah kos bermunculan.
"Banjir di sini bukan karena air kiriman, (tetapi) karena debit air hujannya banyak dan hujannya lama. Akhirnya, air enggak ketampung. Lagi-lagi karena kurangnya tanah serapan," jelas Darmansyah.
Dahulu, ketinggian air banjir terparah sekitar 50 sentimeter. Kini, ketinggian air bisa mencapai 70-80 sentimeter.
Untuk mengatasi banjir, selokan air di sisi kanan dan kiri jalan permukiman warga dilebarkan. Ada selokan yang kini lebarnya 60 sentimeter, ada pula yang 80 sentimeter.
Meskipun demikian, Darmansyah menerangkan, pelebaran selokan air di RW 08 Gedong masih belum cukup. Sebab, banjir kini semakin parah.
"Got dibuat, tapi tanah serapan habis, ya sama saja. Enggak ada perubahan karena masih banyak perumahan," kata dia.
Darmansyah berujar, selokan air di RT 006 dan RT 010 bermuara ke sebuah selokan sentral. Selokan sentral itu mengarah langsung ke Kali Cililitan.
Namun, lebar selokan sentral hanya dua meter. Padahal, selokan itu juga menerima air kiriman dari banyak wilayah.
"Got penampungan itu enggak cuma (menerima air) dari RW 08 yang punya 10 RT dan RW 02 yang punya 12 RT, tapi juga limpahan air dari Jalan Tol TB Simatupang. Got juga dangkal, jadinya enggak mampu," ujar dia.
Adapun wilayah RT 006 dan RT 010 di RW 08 Kelurahan Gedong terendam banjir setinggi 70-80 sentimeter pada Minggu.
Banjir muncul sekitar pukul 15.15 WIB usai dua wilayah itu dilanda hujan deras sejak pukul 14.15 WIB.
Setelah pukul 15.15 WIB, hujan berubah menjadi gerimis sampai pukul 16.00 WIB. Namun, banjir baru mulai surut pukul 17.00 WIB.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/07/11160961/tak-masuk-data-bpbd-dki-sekretaris-rt-kelurahan-gedong-kami-bukan-banjir