Salin Artikel

Lansia Tewas Ditabrak Mobil di Bekasi, Korban Bersimbah Darah Tapi Pelaku Langsung Tancap Gas

BEKASI, KOMPAS.com - Nasib naas menimpa seorang lansia bernama Achmad Zaini (72) yang tinggal di Jatibening, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi.

Pada Minggu (5/11/2023), Achmad hendak pergi ke Masjid dekat rumahnya untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah, pukul 04.00 WIB.

Saat berjalan menuju masjid itu, Achmad ditabrak oleh seorang pengendara mobil yang melaju kencang dari arah belakang.

Video rekaman CCTV tabrak lari Achmad pun diunggah pihak keluarga ke media sosial dan menjadi viral.

Video itu diunggah ke publik karena hingga kini identitas pelaku belum diketahui.

Saat ditemui Kompas.com di rumahnya Jalan Cempaka Raya, Jatibening, Kota Bekasi, anak Achmad, Fitriana mengungkapkan kronologi peristiwa yang terjadi.

Hendak shalat subuh

Fitriana (36) menyampaikan, ketika ditabrak pada Minggu pukul 04.00 WIB itu, ayahnya baru berjalan 100 meter dari rumahnya untuk shalat Subuh ke masjid.

"Bapak keluar jam 03.58 WIB (mau ke masjid shalat subuh), peristiwanya sekitar jam 04.00 WIB," ujar Fitriana.

Dari pantauan Kompas.com, posisi rumah korban berada di pinggir jalan raya. Selain itu, kondisi jalanan juga menurun.

"Itu kejadiannya di bawah persis (jalan turunan), itu ada warung kopi, nah sebelum warung kopi itu ada tiang listrik, di situ bapak ditabrak," kata Fitriana.

Fitriana menuturkan, dari rekaman CCTV di lokasi kejadian, terlihat pelaku memang mengendari mobil dengan kecepatan tinggi.

"Mobil itu memang kencang banget, ada beberapa CCTV yang menyorot dia (melaju) kencang," tuturnya.

Suara benturan korban ditabrak mobil bahkan terdengar jelas di rekaman CCTV. Adik Fitriana pun mendengar itu, namun tidak mengira ayahnya ditabrak.

Pelaku tancap gas

Bukannya menolong, pelaku sempat berhenti sejenak lalu langsung tancap gas membiarkan korban tergeletak di pinggir jalan.

"Kalau dari CCTV, dia (pelaku) sempat berhenti sejenak, tapi langsung tancap gas lagi," ujar Fitriana.

Fitriana berujar, ayahnya mengalami luka yang cukup parah pada bagian kepala dan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat.

"Bapak pendarahan hebat di kepala kiri, terus kami bawa ke RS terdekat. Alhamdulillah langsung ditangani," ujar dia.

Meninggal dunia

Karena benturan yang keras, pendarahan di kepala Achmad tidak berhenti sehingga korban dirujuk ke Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

"Pendarahannya hebat banget, darah enggak berhenti-berhenti (keluar), dokter bilang di sini enggak ada dokter saraf, jadi kami rujuk ke RS Polri," imbuhnya.

Fitriana mengatakan, ayahnya sempat ditangani selama satu jam. Namun, takdir berkata lain.

Korban mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 07.00 WIB di RS Polri Kramatjati.

"Kami jam 06.00 sampai RS Polri, jam 07.00 WIB Bapak saya dinyatakan meninggal," tuturnya.

Pelaku belum diketahui

Fitriana mengatakan, keluarganya telah berusaha mencari jejak pelaku dari plat nomor kendaraan. Namun belum membuahkan hasil.

"Iya betul (saking kencangnya plat mobil tidak terlihat. Kami sudah cari semuanya tapi memang belum dapat (yang terlihat jelas)," imbuhnya.

Lima hari berlalu, pelaku belum menyerahkan diri ataupun datang ke rumah korban untuk menyampaikan permintaan maaf dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.

"Kita sih pengin banget tahu pelakunya (siapa), pengin tahu (biar lega)," ujarnya.

Untuk sekarang, Fitriana belum melaporkan peristiwa yang dialami ayahnya ke Polsek Pondok Gede. Rencananya, ia akan melapor setelah urusan dokumen kematian ayahnya selesai.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/11/08182291/lansia-tewas-ditabrak-mobil-di-bekasi-korban-bersimbah-darah-tapi-pelaku

Terkini Lainnya

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke