Umi mengaku tak tega apabila harus memecat karyawannya karena pendapatannya tak lagi sebesar dulu.
"Kadang curhat sama pekerja, mau keluarin mereka kasihan pada punya keluarga. Terus terang saja yang penting bismillah, kita bisa makan, anak buah kebayar," ujar Umi saat ditemui di Pasar Kranji Baru, Selasa (14/11/2023).
Umi menuturkan, dulu ia bisa dapat Rp 100.000 per hari dari setiap jenis bahan pangan yang dijualnya. Namun, kini pemasukannya merosot akibat harga jual terlalu tinggi.
"Sekarang dagangan kalau mahal ya kita enggak bisa memaksa orang, pembeli mau beli berapa pun dilayani," ujar dia.
Kata Umi, pedagang menjadi salah satu pihak yang paling merasakan dampak kenaikan harga pangan.
"Kalau kayak gini mah penurunan ada, enggak kayak dulu, (sekarang) cari keuntungan susah," tutur dia.
Umi mengatakan, keuntungan saat ini hanya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan makan dan membayar gaji karyawannya.
"Dulu kan bisa buat disimpan, sekarang mah bisa buat anak buah saja bersyukur," imbuhnya.
Kendati demikian, Umi tetap bersyukur dengan pendapatan yang dihasilkan dari dagangannya.
"Sekarang disyukuri saja, alhamdulillah. Daripada lihat nasib di bawah (banyak yang hidup susah)," paparnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/15/12202891/harga-bahan-pangan-naik-pedagang-tak-tega-berhentikan-karyawan