Salin Artikel

Warga Pulogebang Demo di Sepanjang Jalan Tempat Prostitusi Berkedok Panti Pijat

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Sawah Indah RT 001/RW 05 Pulogebang melakukan long march sepanjang 1 kilometer di Jalan Cakung Cilincing Timur pada Minggu (19/11/2023) malam. 

Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap bisnis prostitusi berkedok panti pijat di sepanjang jalan tersebut.

Ketua Warga Kampung Sawah Indah, Dasrizal, mengatakan bahwa aksi damai diikuti oleh sekitar 1.000 warga.

"Tujuan aksi jelas untuk penutupan (bisnis) prostitusi yang berkedok panti pijat. Itu meresahkan warga. Tadinya cuma satu sampai dua tempat, lama-lama menjamur sampai sekitar 15 panti pijat," ujar dia di Cakung, Jakarta Timur, Senin (20/11/2023).

Dasrizal mengungkapkan, panti pijat plus-plus itu sudah berdiri sejak tahun 2005. Dahulu, panti pijat paling banyak berjumlah dua.

Seiring berjalannya waktu, jumlahnya semakin banyak.

"Bikin resah warga karena kadang (para pekerja seks komersial) sudah masuk (menjual diri) ke gang (permukiman), bukan di pinggir jalan," terang dia.

Ada sebuah gang bernama Gang Sejahtera. Gang ini merupakan jalan utama warga Kampung Sawah Indah.

Para pekerja seks komersial (PSK) sudah mulai bekerja di gang itu. Padahal, warga yang melintas bukan hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak.

"Anak-anak enggak mau lewat situ karena pada takut. Sudah pernah kami tegur, tapi tidak dihiraukan," kata Dasrizal.

"Kami putuskan untuk melakukan penutupan. Tapi beberapa hari kemudian, mereka buka lagi. Ibu-ibu majelis taklim gerah, dan akhirnya memutuskan menggelar aksi," sambung dia.

Aksi damai berlangsung mulai dari Gang Damai. Kemudian, para peserta berjalan keluar ke Jalan Cakung Cilincing Timur.

Selanjutnya, mereka masuk ke dalam Gang Sejahtera sebelum kembali ke rumah masing-masing untuk mengakhiri aksi damai.

"Tidak ada perusakan (oleh peserta) dan lain-lain. Semalam (panti pijat yang masih buka) sudah ditutup warga (saat aksi damai)," ujar Dasrizal.

Sampai saat ini, belasan panti pijat yang sebelumnya buka 24 jam dalam keadaan tutup.

Namun, Dasrizal mengatakan bahwa pihaknya akan bersurat ke pihak Kecamatan Cakung untuk memastikan panti pijat tutup selamanya.

"Kalau masih tidak tutup atau tetap buka, warga yang bakal nutup, setiap minggu kami lakukan aksi. Memang sudah permintaan warga (untuk menutup panti pijat plus-plus)," pungkas Dasrizal.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/20/21122211/warga-pulogebang-demo-di-sepanjang-jalan-tempat-prostitusi-berkedok-panti

Terkini Lainnya

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke