JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah jatuh, tertimpa tangga. Demikian yang dirasakan Reza (30), reseller tiket konser Coldplay di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ia ditipu habis-habisan oleh Ghisca Debora Aritonang (19). Perempuan itu mengaku kenal dengan "orang dalam" sehingga bisa menyediakan banyak tiket konser Chris Martin dan kawan-kawan.
Termakan bualan Ghisca, akhirnya Reza membeli banyak tiket untuk dijual lagi melalui media sosialnya.
Bahkan, wanita yang masih berstatus mahasiswa itu menjanjikan harga lebih murah jika Reza melakukan transaksi berulang.
Nahas, tiket yang dijanjikan tak kunjung berwujud hingga H-2 menjelang konser, yaitu 13 November 2015.
Awal perkenalan
Reza mengaku mengenal Ghisca melalui jejaring reseller tiket konser.
"Teman-teman saya kebanyakan reseller dan jastip (jasa titip barang). Pasti saling membantu. Nah, kami langsung ketemuan saja karena saya punya kontak dia," ujar Reza saat dijumpai di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Senin (20/11/2023).
Dalam percakapan lewat WhatsApp, Reza menyampaikan keinginannya untuk membeli banyak tiket konser Coldplay kepada Ghisca. Totalnya, sekitar 95 tiket dari berbagai kategori kursi penonton.
Ghisca menyambutnya dan janjian bertemu pada 7 Oktober 2023.
"Dia (Ghisca) waktu itu ngomongnya (tiket konser Coldplay yang ditawarkan), komplimen dari Kementerian Pariwisata," lanjut Reza.
Singkat cerita, setelah bernegosiasi harga, disepakati Ghisca akan menyediakan tiket konser Coldplay sesuai permintaan Reza, yakni 95 tiket.
Reza mentransfer uang Rp 437 juta ke rekening Ghisca.
Akan tetapi, hingga dua hari sebelum konser berlangsung, tiket yang dijanjikan tak kunjung datang sehingga Reza meminta uang dikembalikan.
"Waktu H-2, saya sudah yakin enggak mungkin ada tiketnya. Jadi, saya minta (uang kembali). Dia sempat transfer Rp 150 juta, tetapi responsnya berbelit-belit," ujar dia.
Harga semakin murah jika transaksi berulang
Menurut Reza, harga yang ditawarkan Ghisca lebih murah dibandingkan supplier lain. Sebagai contoh, kategori Ultimate yang harga resminya Rp 11 juta, dijual Rp 15,9 juta oleh Ghisca.
"Biasanya orang lain jual bisa Rp 25-30 juta," kata dia.
Setelah melakukan transaksi, Ghisca membujuk pelanggannya agar kembali melakukan pembelian. Semakin banyak transaksi, harga semakin murah.
"Beberapa kali dia kayak memaksa. Bukan memaksa sih, kayak mengiming-imingi saya. 'Ayo, Kak, transaksi lagi. Nanti aku kasih murah'," tutur Reza.
"Terus sampai transaksi berkali-kali dan ada yang Rp 210 juta. Sampai akhirnya aku dapat telepon dari orang kalau itu ternyata tiketnya bayangan," sambung dia.
Jadi “buron” pelanggan, nombok Rp 800 juta
Mendekati hari pelaksanaan konser, Reza “dikejar-kejar” oleh para pelanggannya yang notabene juga reseller tiket. Bahkan, ia sampai dituduh melakukan penipuan dan penggelapan uang tiket konser.
"Otomatis saya dikejar-kejar sama orang. Saya ini korban, tapi sudah jadi kayak buronan," lanjut dia.
Mau tak mau, Reza terpaksa merogoh kocek hingga Rp 800 juta demi menutup kerugian pelanggannya.
“Ujung-ujungnya kami nge-refund sama nombokin. Total nombok Rp 800 juta aku sendiri,” imbuh Reza.
Kini, ia bersyukur polisi telah menangkap dan menahan Ghisca.
Ia sangat berharap Ghisca mendapatkan hukuman setimpal.
Ia juga berharap uang hasil kejahatannya bisa dikembalikan ke korban agar ia bisa mengembalikannya lagi ke pelanggannya.
Reza beserta beberapa korban penipuan dan penggelapan Ghisca sudah menyewa kuasa hukum untuk mewujudkan harapannya tersebut.
Ghisca ditetapkan menjadi tersangka dan ditahan di Polres Metro Jakarta Pusat sejak Jumat (17/11/2023).
Wanita yang merupakan warga Cikupa, Kabupaten Tangerang, itu dijerat dengan Pasal 378 tentang Penipuan dan atau 372 tentang Penggelapan dengan ancaman hukuman masing-masing empat tahun kurungan penjara.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/22/08113651/reseller-tiket-konser-coldplay-nombok-rp-800-juta-gara-gara-ghisca-debora