Salin Artikel

Cinta Ditolak, Teror Order Fiktif Makanan Bertindak

DEPOK, KOMPAS.com - Cinta ditolak, teror bertindak. Itulah yang diduga dilakukan seorang pria bernama Wahyu terhadap Alyani Syifa (21).

Syifa diteror orderan fiktif makanan secara online dari pria yang ia kenal lewat media sosial TikTok.

Saat ditemui di rumahnya, Syifa mengaku teror ini diterimanya sejak Selasa (21/11/2023).

Orderan fiktif itu dialamatkan ke rumahnya di Pabuaran Mekar, Cibinong, Bogor.

Perkenalan Wahyu dan Syifa terjadi melalui media sosial TikTok lantaran pria tersebut sering menonton siaran langsung Syifa.

"Saya buka warung di bulan April dan bikin poster di instastory saya dengan ada kontak saya by WA. Dia mengambil nomor saya dari situ. Awalnya dia ngakunya penonton live (TikTok)," kata Syifa saat ditemui di kediamannya.

Syifa mengatakan, Wahyu kerap memanggilnya dengan sebutan sayang. Namun, hanya ditanggapi datar oleh Syifa.

"Sebenarnya ya dia tuh kayak mengatakan bilang sayang, tapi saya enggak pernah merespons," ucap dia.

Berulang kali Syifa menegaskan kepada Wahyu, keduanya tidak ada hubungan apapun.

Namun, Wahyu tetap bersikukuh memanggil Syifa "sayang".

"Enggak ada hubungan, saya juga sudah tegaskan ke dia berkali-kali," tutur dia.

Mengetahui Syifa menolaknya dan sedang dekat dengan pria lain, Wahyu mulai melakukan teror dengan order fiktif makanan.

"Itu karena setelah dia tahu, dia enggak terima saya jalan dengan (pria) lain. Dia bilang bakal nge-order terus-terusan, dan dia bilang mau ngerjain saya kalau seumpama dia sudah kecewa dengan saya," ungkap Syifa.

Habis lebih dari Rp 1 juta

Tidak tanggung-tanggung, akibat ulah Wahyu, Syifa harus mengeluarkan uang lebih dari Rp 1 juta untuk menanggung biaya pesanan makanan online tersebut.

Dalam tiga hari, sejak Selasa (21/11/2023) hingga Kamis (23/11/2023) pagi, ada 22 pesanan yang diantar ke rumahnya.

Harganya pun beragam, mulai dari Rp 60.000 hingga Rp 500.000 untuk pizza satu meter.

"Paling mahal kemarin pizza satu meter itu. Total 22 orderan, yang sudah dibayar itu dari tanggal 21 November sekitar Rp 1 juta lebih. Orderannya ada antar makanan dari soto, pizza, Richeese, GoFood Mako," kata dia.

Wahyu mengaku anggota TNI

Syifa yang sudah geram akan ulah Wahyu ini akhirnya menghubungi terduga pelaku melalui sambungan telepon, di rumahnya, disaksikan awak media, Kamis (23/11/2023).

Kepada Syifa, Wahyu mengaku bekerja sebagai Bintara TNI.

"Mas, TNI atau bukan?" tanya Syifa.

"Iya lah," jawab Wahyu.

"Kesatuan apa?" tanya Syifa lagi.

"(Batalyon) Raider," timpal Wahyu.

Wahyu sempat berkelit dan terdiam beberapa saat ketika ditanya lebih lanjut soal pangkat dan area kerjanya.

"Raider berapa?" tanya Syifa.

"Emang perlu tahu? Dari Raider 514," sahut Wahyu.

Setelah sambungan telepon dengan Wahyu terputus, Syifa bercerita, terduga pelaku juga pernah mengaku hal serupa sebelumnya.

Kepada Syifa, Wahyu mengaku bahwa dia awalnya ditugaskan di Gunung Sindur, Bogor.

"Katanya, awal dia dinas di Gunung Sindur, kemudian pindah. Sebelum ke Semarang, dia pernah ikut ke Papua. Terus, karena ada insiden, dia dipulangin ke Surabaya, kemudian dinas ke Semarang," kata Syifa.

Lapor ke polisi

Tiga hari menerima teror, Syifa akhirnya melaporkan kejadian ini ke Polsek Cibinong, Kamis (23/11/2023).

Menindaklanjuti laporan itu, polisi saat ini tengah menyelidiki kasus teror order fiktif makanan online yang menimpa Syifa.

"Sudah kita layani, korban barusan ke sini buat laporan dan sudah dibuatkan oleh anggota," kata Kanit Reskrim Polsek Cibinong, AKP Yunli Pangestu saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/11/2023).

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/24/08322091/cinta-ditolak-teror-order-fiktif-makanan-bertindak

Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke