Salin Artikel

Hari Pertama Kampanye Pemilu, Partai Buruh Demo Tolak UMP DKI Jakarta 2024

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Buruh bersama gabungan serikat pekerja menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (28/11/2023).

Aksi kali ini disebut sebagai bagian kegiatan Partai Buruh di hari pertama masa kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang resmi dimulai.

“Hari ini partai buruh kampanye perdana di Indonesia. Kumpul di semua Kabupaten/Kota, bergerak ke kantor Gubernur,” ujar Ketua Tim Khusus Pemenangan Partai Buruh Said Salahudin di depan Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Selasa.

“Di Jakarta kami bergerak dari Pulogadung, bergabung dan berkumpul di Balai Kota DKI Jakarta,” sambungnya.

Adapun aksi ini digelar untuk menyampaikan penolakan terhadap besaran Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta 2024 yang telah ditetapkan.

Pantauan Kompas.com, massa aksi membawa spanduk dan poster berisi tuntutan kenaikan UMP DKI Jakarta 2024 naik hingga 15 persen.

Mereka juga membawa atribut dan bendera Partai Buruh dalam aksi demonstrasi kali ini. Hingga kini, massa aksi masih terus berdatangan ke depan Gedung Balai Kota DKI Jakarta.

Akibat demonstrasi ini, arus lalu lintas di Jalan Medan Merdeka Selatan macet. Sebab, para buruh menutup sebagian badan jalan.

Untuk diketahui, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menetapkan UMP DKI Jakarta 2024 sebesar Rp 5.067.381. Naik dari besaran UMP DKI Jakarta 2023 sebesar Rp 4,9 juta.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/28/13134461/hari-pertama-kampanye-pemilu-partai-buruh-demo-tolak-ump-dki-jakarta-2024

Terkini Lainnya

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke