JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga nonprofit di bidang kesehatan masyarakat dan kesehatan komunitas, Health Collaborative Center (HCC) menyebut perantau dan jomlo yang tinggal di Jabodetabek memiliki risiko 1,5 kali lebih besar mengalami kesepian.
Data itu diperoleh HCC setelah menyurvei 1.229 warga Jabodetabek sejak Oktober 2023 dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen dan margin of error 2,3 persen.
“Jadi dari 1.229 responden, terdapat 400 perantau yang mengikuti survei kami. Hasilnya, 6 dari 10 perantau di Jabodetabek ternyata mengalami kesepian derajat sedang,” kata peneliti utama sekaligus Ketua HCC Ray Wagiu Basrowi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (19/12/2023).
Dengan demikian, kata Ray, perantau di Jabodetabek memiliki risiko 1,5 kali lebih besar mengalami kesepian.
Selain itu, dalam penelitian ini terungkap bahwa jomlo memiliki risiko yang sama, layaknya perantau.
Ray mengatakan, setidaknya ada 60 persen warga Jabodetabek yang belum atau tidak menikah mengalami kesepian.
“Jika Anda Jomlo, Anda 1,5 kali lebih berisiko alami kesepian. Kalau dari data kami, 6 dari 10 warga Jabodetabek yang belum atau tidak menikah sudah mengalami kesepian derajat sedang,” tutur dia.
Menurut Ray, ada beberapa faktor pendorong yang akhirnya membuat perantau dan jomlo di Jabodetabek mengalami kesepian derajat sedang.
Salah satunya adalah ketidakcocokan dengan lingkungan sekitar, baik di lingkungan kerja maupun tempat tinggal.
Selain itu, hobi yang tak serupa dengan orang di sekitar disinyalir membuat derajat kesepian semakin meninggi.
“Faktor dominan yang bisa menentukan derajat kesepian seseorang adalah ketidaksesuaian dengan lingkungan, sering merasa malu atau minder, sering merasa tidak dekat dengan orang lain, dan hobi yang berbeda dengan teman sekitar,” imbuh dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/12/20/11070261/penelitian-hcc-perantau-dan-jomlo-di-jabodetabek-lebih-berisiko-kesepian