JAKARTA, KOMPAS.com - Panca Darmansyah (41) membunuh keempat anaknya pada Minggu (3/12/2023) dalam rumah kontrakannya di Gang Haji Roman, RT 04 RW 03, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Namun, pembunuhan itu baru terungkap pada Rabu (6/12/2023) sore, saat warga mencium bau busuk yang menyengat.
Usai membekap keempat anak kandungnya hingga tak bernyawa, Panca mengaku sudah lima kali mencoba bunuh diri. Namun, upaya itu gagal.
"Benar (ingin bunuh diri), tapi ternyata saya masih dikasih kehidupan, dengan lima kali percobaan (bunuh diri)," kata Panca di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Kamis (21/12/2023).
Kepada wartawan, dia juga mengaku menyesal karena upaya bunuh diri itu gagal, sehingga tidak ikut mati bersama empat anaknya.
Diketahui, usai percobaan bunuh diri itu gagal, Panca sempat meminta tolong pada tetangganya untuk membelikan dua botol minuman isotonik, Rabu (6/12/2023), karena ia merasa lapar.
Saat dua botol minuman isotonik berwarna biru itu dihadirkan dalam daftar barang bukti, isi satu botolnya sudah habis, sedangkan satu botol lagi masih dalam kondisi penuh.
Benarkah percobaan bunuh diri?
Menurut ahli psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, tindakan yang dilakukan Panca dengan melukai diri sendiri belum tentu karena benar-benar ingin bunuh diri.
Yang jelas, kata Reza, apa yang dilakukan pelaku merupakan salah satu upaya untuk menghindari pertanggungjawaban pidana.
"Entah mencoba menghabisi diri sendiri atau mencoba membangun narasi bahwa dia punya gangguan mental tertentu," ucap Reza dilansir dari Youtube Kompas TV, dikutip Selasa (12/12/2023).
Di sisi lain, Reza berujar, bukan tak mungkin juga pelaku sengaja membuat dirinya cacat sedemikian rupa sehingga ia tak mungkin diperiksa.
"Itu adalah modus-modus yang bisa saja dilakukan oleh orang yang melakukan perbuatan pidana," ujar Reza menambahkan.
Mulanya, pihak kepolisian berkoordinasi dengan Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, untuk mengetahui kondisi kesehatan Panca.
Sebab, Panca ditemukan terluka bersamaan dengan penemuan jasad korban. Setelah dirawat dan dinyatakan sehat oleh pihak rumah sakit, Panca langsung ditahan.
"Yang bersangkutan inisial P dinyatakan sehat dan bisa dilaksanakan proses penahanan seperti biasa," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro.
Cemburu buta
Kekejian Panca yang tega menghabisi nyawa keempat anaknya bermula dari api cemburu saat ia melihat pesan sang istri dengan lelaki lain.
"Intinya saya cemburu dengan istri saya karena dia melakukan perselingkuhan, itu saja," kata Panca.
Mulanya, dia melihat pesan sang istri dengan lelaki lain melalui WhatsApp. Karena penasaran, Panca menelepon laki-laki itu. Tak lama, nomor itu kemudian diblokir.
Setelah itu, Panca mengaku meretas akun Instagram sang istri dan melihat lebih jelas bahwa ada tiga orang yang diduga berhubungan intens dengan D.
"Enggak cuma satu orang aja. Ada kisaran tiga orang yang (chat-nya) seperti suami-istri," lanjut dia.
Motif itulah yang membuat Panca naik pitam. Sebelum membunuh keempat anaknya, Panca sempat menganiaya istrinya, D, hingga dilarikan ke rumah sakit.
Panca telah ditetapkan sebagai tersangka dan sudah ditahan di Kepolisian Resor (Polres) Jakarta Selatan selama 20 hari ke depan.
Dia disangkakan Pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tentang pembunuhan berencana.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/12/22/11153081/panca-5-kali-coba-sayat-tangannya-usai-bunuh-4-anaknya-ingin-bunuh-diri