JAKARTA, KOMPAS.com - Dwi (35) mengaku kesulitan untuk menelan usai terjerat kabel fiber optik di Jalan Raya Bogor arah PGC di Kramatjati, Jakarta Timur.
"Waktu hari pertama dan kedua, lumayan agak nyeri buat nelan. Mungkin habis konsumsi obat antinyeri, jadi enggak begitu kerasa," ujar dia ketika dihubungi, Senin (1/1/2024).
Obat antinyeri Dwi peroleh dari temannya yang merupakan apoteker. Ia juga diberikan cairan infus untuk mencuci lukanya, obat antibiotik, dan salep.
Selain itu, pada 25 Desember 2023, Dwi pergi ke RS Harum di Kalimalang untuk memeriksa lukanya.
Beruntung, lukanya tidak terkena infeksi. Hanya saja, dokter belum bisa memeriksa lebih lanjut karena lukanya masih basah.
Dwi hanya diberi obat antibiotik dan antinyeri, sementara salep masih menggunakan yang diberikan temannya.
Meski telah diobati dan lukanya saat ini sudah mengering sekitar 60 persen, Dwi masih merasa sakit.
"Saya setiap hari harus minum obat antinyeri karena pas mau tidur susah banget, makanya harus diminum. Masih berasa sakitnya," ungkap Dwi.
Untuk aktivitas sehari-hari, luka pada lehernya sangat mengganggu. Dwi tidak bisa menengok, menunduk, atau menengadah, tanpa meringis nyeri.
"Ganggu tidur juga, sangat ganggu. Nyari posisi enak juga tetap sakit. Makanya saya masih konsumsi obat antinyeri," ucap dia.
Luka akibat jeratan kabel fiber optik memang tidak berdarah. Namun, kulit leher Dwi terkelupas dan meninggalkan luka berupa garis cukup dalam yang berwarna putih dan berair.
Lebih lanjut, luka pada lehernya terasa sakit ketika disentuh untuk pertama kali.
Sebelumnya, Dwi terjerat kabel fiber optik saat sedang mengendarai sepeda motornya di lajur tengah Jalan Raya Bogor arah PGC, Sabtu (30/12/2023).
Ia baru menyadari lehernya terjerat sekitar lima meter dari posisi awal kabel itu. Dwi menduga, kabel berada pada posisi rendah karena sedang diperbaiki.
Namun, ia tidak tahu identitas perusahaan pemilik kabel. Ia hanya melihat lima orang berada di sekitar tiang.
Dua yang berada di atas memakai seragam teknisi yang mencakup baju dan celana merah, tetapi ada garis putih di belakang baju mereka.
Sementara tiga yang di bawah mengenakan baju biasa. Ada yang sedang memegangi tangga, ada pula yang sedang memegangi kabel.
Peristiwa ini dilaporkan oleh rekan korban, Usman Hamid yang merupakan aktivis sekaligus vokalis band The Blackstones, ke Mabes Polri.
Usman juga menyurati Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto. Ia memohon keduanya menginstruksikan jajarannya untuk menyelidiki peristiwa itu.
Untuk saat ini, Dwi menunggu kelanjutan dari laporan dan surat itu, serta lukanya mengering agar bisa ditangani dokter.
Sementara perusahaan pemilik kabel yang menjerat leher Dwi masih belum diketahui.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/01/01/21131151/lehernya-terjerat-kabel-fiber-optik-di-kramatjati-korban-agak-nyeri-untuk