Mendag Zulhas Klaim Pemerintah Sudah Kendalikan Inflasi Jelang Natal dan Tahun Baru 2024

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengeklaim pemerintah berhasil mengatasi inflasi pada Desember, khususnya periode Natal dan Tahun Baru 2024.

"Kami berhasil meng-handle sehingga inflasi Desember untuk menghadapi Nataru kemarin. Karena, terendah selama beberapa tahun terakhir hanya 0,41 (persen)," kata pria yang akrab disapa Zulhas kepada wartawan di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2024).

Secara keseluruhan, inflasi tahun 2023 adalah 2,61 (persen). Sebelumnya, inflasi tahun 2022 berada di angka 5,5 (persen).

"Sekarang (2023) 2,62 (persen). Jadi, hampir separuh daripada tahun lalu (2022)," ujar Zulhas.

Zulhas bersyukur harga bisa dikendalikan, khususnya harga cabai yang mencapai Rp 120.000 per kilogram pada akhir November.

"Tapi sekarang bisa turun lagi karena musiman," ucap dia.

"Cabai sudah enggak seperti 2-3 minggu lalu. Sebulan lalu sampai Rp 120.000, tadi sudah antara Rp 70-80.000. di Jawa Rp 40.000-an, Sumatera juga murah sekali karena di Aceh panen raya," sambung dia.

Untuk diketahui, Zulhas mengunjungi Pasar Palmerah, Jakarta Pusat dalam rangka mengecek harga bahan pangan, Kamis (4/1/2024).

Setelah peninjauan, diketahui harga cabai menurun dari Rp 120.000 per kilogram menjadi Rp 70-80.000.

Selain itu, harga daging ayam dan beras juga terpantau stabil meski masih tinggi.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi tahunan atau year on year (2023 terhadap 2022) mencapai 2,61 persen.

Adapun inflasi bulanan atau month on month mencapai 0,41 persen pada Desember 2022.

"Inflasi bulanan pada Desember 2023 terjadi inflasi sebesar 0,41 persen secara bulanan atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 116,08 (persen) menjadi 116,56 (persen) pada Desember 2023," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (2/1/2024).

"Angka inflasi tahunan atau year on year di Desember sama dengan inflasi tahun kalender yaitu sebesar 2,61 persen," sambung dia.