“Kalau ditanya capek atau enggak jadi petugas sortir-lipat, tentu lelah sekali. Kaki dan tangan saya sampai pegal,” ujar dia saat ditemui di Gudang Sarinah, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (9/1/2024) malam.
Samsudin mengungkapkan, rasa letih dan pegal timbul karena dirinya harus berdiri selama berjam-jam.
Sebab, petugas dilarang untuk duduk saat menyortir dan melipat surat suara.
“Kalau bagian tangan, yang menyebabkan pegal itu karena kertasnya agak berat. Soalnya pakai kertas 80 gsm. Kalau bagian kaki, kami dituntut berdiri penuh saat bekerja,” ungkap dia.
Meski begitu, Samsudin tetap bersyukur bisa menjadi salah satu petugas sortir-lipat surat suara Pemilu 2024.
Pasalnya, ia bisa mengais rezeki dengan nominal cukup sepadan untuk membayar rasa lelahnya.
“Bayaran minggu lalu sudah turun, alhamdulillah dapat Rp 1,2 juta,” ungkap dia.
Upah sebesar itu didapatkan karena Samsudin berhasil melipat ribuan surat suara dalam kurun waktu tiga hari. Ia dibayar Rp 135 per surat suara yang berhasil dilipat dengan rapi.
“Target saya per hari 5.000 lembar surat suara. Per lembar dibayar Rp 135. Jadi kalau berkaca dari penghasilan itu, sudah ribuan lembar,” kata dia.
Sebagai informasi, KPU Jakarta Selatan telah menerima surat suara pemilihan presiden dan wakil presiden sebanyak 1.804.514 lembar.
Kemudian, surat suara untuk pemilihan DPR RI dan pemilihan DPRD DKI masing-masing berjumlah 1.804.514 surat suara.
Sementara itu, 1.804.514 surat suara untuk pemilihan DPD RI belum diterima sampai saat ini.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/01/10/06243301/cerita-petugas-lipat-surat-suara-tangan-dan-kaki-pegal-tapi-senang