Salin Artikel

Pak Jokowi, Katanya Mau "Sikat" Pungli? Tapi, Sopir Truk Kontainer Masih "Dirampok" Anak "Asmoro"

JAKARTA, KOMPAS.com - Rasa waswas selalu membayang-bayangi sopir truk kontainer setiap kali melintasi beberapa ruas jalan, termasuk Jakarta.

Sekolompok pria yang dikenal sebagai anak "Asmoro" selalu meminta uang setiap kali sopir truk melintas. Hal ini dirasakan Nurhana (38) sehari-harinya.

Padahal, Presiden Joko Widodo pernah berjanji akan memberantas pelaku pungli saat puluhan sopir truk mendatangi Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/5/2018).

Jokowi mengaku kaget saat itu. Pungli terjadi di lintas Sumatera mulai dari Aceh hingga Lampung. Ada juga yang mengeluhkan pungli oleh preman di Samarinda-Balikpapan.

Bahkan, pungli oleh preman ini juga terjadi di wilayah Jakarta dan sekitarnya, seperti di Marunda dan Cakung-Cilincing.

Jokowi lalu meminta Menteri Perhubungan Budi Karya dan Wakil Kepala Polri saat itu, Komisaris Jenderal Syafruddin, untuk segera menindaklanjuti keluhan yang disampaikan para sopir truk.

Ia meminta preman-preman yang selama ini memalak sopir truk untuk ditindak. Begitu pula apabila ada oknum polisi atau petugas dinas perhubungan yang bermain.

"Disikat semuanya," tegas Presiden Jokowi enam tahun lalu.

"(Pungli) menyebabkan biaya tinggi ongkos transportasi kita, cost-cost tambahan yang seharusnya tidak perlu," kata Jokowi lagi.

Jokowi telepon Kapolri

Nyatanya, pungli belum juga berakhir tiga tahun kemudian. Jokowi kembali mendapatkan laporan adanya pungli terhadap sopir truk.

Waktu itu, sopir truk kembali mengeluhkan pungli yang ada di wilayah pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"Jangan sampai ada yang mengeluh karena banyaknya pungutan, itu yang mau saya kejar kalau ada," kata Jokowi, Kamis (10/6/2021).

Jokowi pun langsung menelepon Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Di hadapan para pengemudi truk kontainer, Jokowi meminta Kapolri menindak kriminalitas yang ada di kawasan Terminal Pelabuhan Tanjung Priok.

Instruksi Jokowi untuk memberantas pungutan liar di Pelabuhan Tanjung Priok langsung disambut dengan gerak cepat oleh kepolisian.

Sehari setelah instruksi itu diberikan, polisi langsung mengumumkan penangkapan puluhan pelaku pungli yang ada di Tanjung Priok.

Puluhan orang yang ditangkap itu merupakan karyawan PT hingga preman yang biasa menjalankan aksi pungli di kawasan industri tersebut.

Satu bulan kemudian, premanisme terhadap sopir truk kembali terjadi di wilayah Jakarta Utara kembali menimpa sopir truk walau polisi sebelumnya secara maraton menangkap para preman.

Tak ada habisnya

Pengakuan sopir truk bernama Nurhana, Bagas (28), dan Fahrurozi (31), kembali menyingkap tabir masih menjamurnya pemalakan di jalan.

Nurhana bercerita, ruang kemudinya pernah secara paksa dimasuki oleh mereka. Komplotan tersebut berupaya merampas barang berharga.

Menurut dia, wilayah Tomang, Jakarta Barat, menjadi kawasan yang menakutkan bagi sopir truk kontainer yang melintasi jalan di sana.

"Truk enggak kuat nanjak (jembatan layang) kalau ada muatan, makanya lewat bawah. Tapi, kalau lewat bawah, ada anak Asmoro yang minta,” keluh Nurhana.

Pungutan liar terhadap sopir truk juga sempat ramai dibicarakan di jagat maya.

Sebuah video viral di media sosial menampilkan pemalakan terhadap sopir truk saat melewati wilayah Babelan, Kabupaten Bekasi, September tahun lalu.

Aksi pungli tersebut direkam langsung oleh sopir truk. Videonya viral setelah diunggah di akun Instagram @bekasi24jamcom.

Dikatakan sopir truk dalam video itu, para pelaku juga kerap melakukan kekerasan kepada para sopir yang menolak memberikan uang.

"Enggak ngasih? Maki-maki sopirnya. Ngelawan? Gebukin," ujar sopir dalam video tersebut.

Video viral tersebut akhirnya didengar oleh aparat Kepolisian Resor (Polres) Metro Bekasi. Polisi kemudian turun tangan menangkap 13 pelaku.

Ganasnya lalu lintas di Babelan itu nyatanya masih dirasakan para sopir truk.

Menurut Nurhana, pemalakan itu sangat merugikan para sopir truk kontainer yang sedang mencari nafkah untuk anak dan istri di kampung halaman.

Tak berbeda dengan Nurhana, wilayah Dadap, Kosambi, Tangerang, Banten, juga menjadi hal yang menakutkan bagi seorang sopir kontainer bernama Bagas (28).

"Kalau sudah masuk malam, ibarat kata, duit seember juga habis buat di situ doang. Soalnya, di situ (anak Asmoro) ada di beberapa titik, banyak,” ungkap Bagas.

Nurhana dan Bagas juga mengeluhkan tentang tidak adanya penjagaan dari aparat kepolisian saat malam sehingga anak Asmoro dengan leluasa memalak sopir truk kontainer.

Minta diberantas

Nurhana menaruh harapan besar terhadap para calon presiden (capres), yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.

Mewakili para sopir truk kontainer lainnya, Nurhana meminta tolong agar sekelompok orang yang meminta uang secara paksa atau sering disebut anak “Asmoro” segera diberantas.

Bukan hanya itu, Nurhana juga meminta tolong agar pemimpin Indonesia mendatang bisa menuntaskan permasalahan pungli di sejumlah pelabuhan di Jakarta Utara.

“Siapa pun yang akan menjadi Presiden, tolong, Asmoro diberantas, pungli di pelabuhan, dibersihkan semua,” kata Nurhana.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/01/12/18000081/pak-jokowi-katanya-mau-sikat-pungli-tapi-sopir-truk-kontainer-masih

Terkini Lainnya

Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Megapolitan
Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Megapolitan
Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Megapolitan
PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

Megapolitan
Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Megapolitan
Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang 'Nanggung'

Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang "Nanggung"

Megapolitan
Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Megapolitan
Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Megapolitan
Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Penyelenggara 'Study Tour' di Depok Diimbau Ajukan Permohonan 'Ramp Check' Kendaraan ke Dishub

Penyelenggara "Study Tour" di Depok Diimbau Ajukan Permohonan "Ramp Check" Kendaraan ke Dishub

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke