Salin Artikel

Diperiksa Bawaslu, Para Camat Kota Bekasi yang Pamer "Jersey" Nomor 2 Kompak Mengaku Spontan dan Netral

BEKASI, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Bekasi memanggil para camat terkait aksi memamerkan jersey nomor punggung 2 di sela kegiatan olahraga di Stadion Patriot Chandrabaga.

Pemeriksaan camat mulai dilakukan Selasa (9/1/2024). Totalnya, sudah ada sembilan camat Kota Bekasi yang diperiksa Bawaslu sebagai terlapor.

Dua camat dari Medan Satria dan Bekasi Utara juga turut dipanggil Bawaslu. Status keduanya merupakan saksi yang turut hadir dalam acara itu.

Kepada awak media, para camat itu kompak mengaku foto diambil secara spontan. Namun mereka enggan mengatakan siapa yang menyuruh untuk berpose menunjukkan angka 2.

Bantahan Camat Jatiasih

Camat Jatiasih Ashari menjadi ASN pertama yang diperiksa Bawaslu. Ashari membantah sengaja memamerkan jersey dengan nomor punggung 2.

Ashari berpendapat, para ASN yang telah bersumpah jabatan untuk tetap netral, tidak mungkin sengaja melakukan hal tersebut.

"Bloon sekali kalau aparatur (ASN) sengaja melakukan itu. Statement pribadi dari sudut pandang saya, bisa disimpulkan sendiri," ujar Ashari saat ditemui usai pemeriksaan.

Ia juga memastikan bahwa foto tersebut diambil bukan atas dasar perintah siapa pun.

"Saya yakini tidak akan ada perintah," ujar Ashari.

Camat Pondok Gede tak sadar

Camat Pondok Gede Zainal Abidin mengaku sama sekali tidak menyadari bahwa semua jersey yang diberikan panitia memiliki angka nomor 2.

"Kaus (jersey) yang simbolis dikasih, ada yang ngasih, ya panitia. Enggak tahu (soal nomor punggung 2)," ujar Zainal.

Zainal mengatakan, para ASN hanya mengetahui bahwa kegiatan tersebut bentuk persahabatan antarkecamatan se-Kota Bekasi.

Karena itu, bisa dia pastikan bahwa kehadiran para camat pada saat itu hanya sebatas untuk olahraga sepak bola.

"Ya tidak sengaja terkait dengan hal-hal tersebut (dikaitkan dugaan tidak netral). Intinya kami main bola dan bentuk persahabatan dengan kecamatan," kata Zainal.

Camat Rawalumbu menyangkal

Camat Rawalumbu Nia Aminah Kurniati mengatakan, tak ada unsur kesengajaan saat berfoto dengan jersey bernomor punggung 2 dalam kegiatan olahraga itu.

"Oh, tidak ada (unsur kesengajaan), kami pertandingan persahabatan aja, gitu ya, makasih," ucap Nia di Gedung Bawaslu Kota Bekasi, Rabu (10/1/2024).

Nia diperiksa selama kurang lebih dua jam, dia enggan menyampaikan lebih detail terkait pertanyaan yang diajukan kepadanya

Camat Pondok Melati tepis adanya perintah

Camat Pondok Melati Heni Setiowati menepis adanya perintah untuk menunjukkan "jersey" nomor punggung 2.

"Tidak ada (perintah) sama sekali (untuk menunjukkan jersey nomor 2)," ujar Heni.

Dia menjelaskan juga berkait foto tersebut agar Bawaslu tidak hanya mendengar narasi dari satu pihak.

"(Saya) menjelaskan supaya bisa secara utuh, jelas, bukan dari satu foto yang dinarasikan oleh orang yang tidak hadir di sana," kata dia.

Camat Bantargebang bantah ada pengarahan

Camat Bantargebang Cecep Miftah Farid menegaskan, tidak ada pengarahan dari siapa pun saat foto pamer jersey nomor 2 itu.

"Tidak ada pengarahan," ucap Miftah dengan singkat saat ditemui awak media usai pemeriksaan.

Miftah menuturkan, jersey tersebut langsung diberikan oleh koordinator camat. Namun, ia tak menjelaskan siapa koordinator yang dimaksud.

"Ya, dari koordinator camat. Nanti ditanyain saja ke Bawaslunya ya," ucap Miftah sambil berjalan masuk ke dalam mobil.

Camat Bekasi Barat enggan komentar

Camat Bekasi Barat Gutus Hermawan enggan berkomentar banyak usai menjalani pemeriksaannya.

Gutus menjadi salah satu camat yang diperiksa Bawaslu karena ikut hadir dalam kegiatan meskipun di foto tersebut dia tidak menunjukkan jersey nomor 2.

"Saya sudah memberikan klarifikasi, soal materi (pertanyaan) berapa, silakan konfirmasi (tanya) ke Bawaslu ya, makasih," ujar Gutus saat diwawancarai awak media di Gedung Bawaslu Kota Bekasi, Jumat (12/1/2024).

Camat Jatisampurna mengaku disuruh

Camat Jatisampurna Nata Wirya mengatakan, ada pihak panitia yang menyuruh seluruh camat untuk foto bersama menunjukkan jersey nomor punggung 2.

"Sebelum simbolis iya kami disuruh panitia berkumpul, berbaris, untuk menerima kaos (jersey) simbolis," ujar Nata Wirya.

Saat dicecar siapa sosok orang yang meminta untuk berfoto sambil menunjukkan jersey nomor 2, Nata enggan menjawab secara detail.

"Ya dari panitia (yang suruh), bukan (koordinator camat). Ini sudah masuk materi pertanyan ini, sudah, tanyakan Bawaslu saja ya," jawab Nata.

Camat Bekasi Timur akui spontan

Camat Bekasi Timur Fitri Widyati mengatakan, foto para camat se-Kota Bekasi yang pamer jersey nomor punggung 2 itu diambil secara spontan.

"Pada saat itu kami membuka karena spontan, karena senang (dapat jersey). Bentuk kami senang mendapatkan jersey," ucap Fitri.

Fitri pun membantah kalau ada yang menyuruh para camat untuk menunjukkan nomor 2 yang ada pada bagian punggung jersey.

"Iya spontan, enggak ada yang mengarahkan karena memang pertandingan ini kan enggak baru sekali kami laksanakan, memang rutin pertandingan sepakbola antar kecamatan," ujar dia.

Camat Mustikjaya tak mau jawab

Camat Mustikajaya Eko Setiawan buru-buru memasuki mobilnya saat ditanya awak media soal pemeriksaannya.

Eko keluar melalui pintu samping. Awak media langsung mendekati Eko menanyakan pemeriksaan terkait dugaan netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) karena foto tersebut.

"Ya, saya memenuhi panggilan Bawaslu. Terima kasih, selanjutnya tanya Bawaslu," ujar Eko langsung masuk ke dalam mobilnya.

Camat Medan Satria ngaku netral

Camat Medan Satria Widy Tiawarman menyatakan dirinya netral dalam pelaksaan Pemilu 2024 sebagai aparatur sipil negara (ASN).

"Pokoknya semua sudah dijelaskan, tinggal ke Bawaslu saja. Setidaknya itu yang kami pegang, kami netral dalam pelaksanaan pemilu dan sudah kami tanda tangani fakta integritas sebagai PNS," ujar Widy saat ditemui usai pemeriksaan di Gedung Bawaslu Kota Bekasi, Selasa (16/1/2024).

Saat ditanya rinci pertanyaan yang diajukan Bawaslu, Widy enggan menjawab. Dia hanya mengatakan, dirinya dicecar 32 pertanyaan.

"Sudah saya jelaskan ke Bawaslu, tinggal kita tunggu hasil kesimpulannya saja ya," ujar dia.

Camat Bekasi Utara mengaku spontan

Camat Bekasi Utara Sumpono Brahma menegaskan foto para camat se-Kota Bekasi yang pamer jersey nomor punggung 2 itu diambil secara spontan.

Sumpono menyatakan, tidak ada pihak mana pun yang menyuruh para ASN untuk berfoto menunjukkan angka 2.

"Saya pribadi nyatakan itu spontan, tidak ada suruhan apa pun, jadi memang buat silaturahmi, olahraga buat teman-teman antara camat se-Kecamatan Kota Bekasi," jelasnya.

Widy menolak menjawab pertanyaan awak media siapa yang memberikan jersey tersebut untuk dipamerkan saat foto di sela kegiatan.

"Intinya secara itu (jersey ada yang memberikan) dijelaskan sama Bawaslu," tandasnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/01/17/08444851/diperiksa-bawaslu-para-camat-kota-bekasi-yang-pamer-jersey-nomor-2-kompak

Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke