DEPOK, KOMPAS.com - Persoalan peristiwa tidak menyenangkan yang kerap terjadi di antara penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek tidak bisa dianggap lumrah.
Contohnya yang dialami seorang penumpang perempuan asal Kelapa Dua Depok, Dira (20).
Memasuki tahun ketiganya menggunakan KRL, Dira mengaku pernah mengalami satu kejadian tidak menyenangkan saat kereta sedang padat di awal 2022.
“Saya lagi di Stasiun Tebet menunggu KRL tujuan Bogor untuk berhenti di Stasiun Universitas Pancasila. Pas lagi nunggu, saya sudah melihat seorang cowok yang agak jauh jaraknya dari saya, dan kebetulan jadi bareng pas naik kereta (satu gerbong),” kata Dira kepada Kompas.com, Selasa (30/1/2024).
Dira mengungkapkan, dia menangkap pandangan mata dari laki-laki yang dilihatnya di stasiun kepada dirinya beberapa kali.
Saat itu, seisi stasiun dan kereta memang dipadati penumpang karena bertepatan dengan jam pulang kerja atau sekitar pukul 19.00 WIB.
“Pas di dalam kereta kan satu gerbong, mungkin karena lagi jam padat, jadi ragu ini kebetulan atau bukan, tapi yang awalnya jarak masih jauh tapi tiba-tiba laki-laki itu jadi ada di sebelah saya,” ungkap Dira.
Enggan berpikir lebih jauh, Dira mengutarakan bahwa dirinya masih acuh tak acuh dan memutuskan untuk tetap bermain ponsel yang digenggamnya.
Akan tetapi, Dira tertegun saat tangan laki-laki tersebut menempel ke lengannya dari pundak ke siku dan kakinya yang juga berdempetan dengan kaki Dira.
“Dia kan lebih tinggi dari saya, jadi tuh tangannya pokoknya nempel dari pundak ke siku sisi kanan saya dan itu kakinya juga tiba-tiba nempel padahal kondisi padat di dalam kereta juga enggak separah itu, masih ada ruang kok,” jelas Dira.
Dira menuturkan, dirinya ditempeli seperti itu hingga kereta tiba di Stasiun Tanjung Barat, dan beberapa kali sempat berusaha geser menjauh. Namun, laki-laki tersebut tetap mengikuti.
“Ya karena mulai enggak nyaman, saya mulai geser ke arah kiri soalnya si laki-laki itu ada di sisi kanan kan. Eh, dia ikut geser dikit juga, walaupun enggak sampai nempel,” ujar Dira.
Dira mengakui mulai panik dan memutuskan untuk meminta pertolongan melalui tatapan mata ke penumpang perempuan yang berjarak dua kursi ke kiri dari posisi Dira berdiri.
“Saya coba eye contact sama perempuan yang duduk di serong kiri saya, untuk kasih isyarat minta tolong. Kebetulan perempuan itu langsung mengerti, dia langsung bantu saya lihatin laki-laki tersebut sampai saya bergeser ke posisi yang lebih aman,” tutur Dira.
Peristiwa ini masih terbayang jelas seperti terjadi kemarin, bahkan Dira masih mengingat akan dirinya yang sempat bertukar pandang dengan laki-laki itu saat hendak keluar kereta di Stasiun Universitas Pancasila.
Di samping itu, hal serupa juga terjadi oleh penumpang asal Margonda, Denies (22).
“Saya mengalaminya pas pulang sore dari kantor, itu laki-laki di belakang saya curi kesempatan untuk terus dempetin badannya ke badan saya padahal ruang di belakangnya juga masih luas,” kata Denies di Stasiun Depok Baru, Senin (29/1/2024).
Denies mengungkapkan dirinya langsung memberikan tatapan sinis dan teguran langsung untuk laki-laki itu segera mundur.
“Cara nanggepinnya kembali ke diri saya sendiri, saya kasih tatapan sinis dan teguran biar langsung paham. Untungnya, orang itu langsung sadar dan mengerti,” ungkap Denies.
Peristiwa ini terjadi sekali kepada Denies yang telah menggunakan jasa KRL selama lima tahun, atau saat dirinya masih berkuliah.
“Saya pakai KRL tuh sudah dari semenjak kuliah, kebetulan saya dari Medan tapi merantau di sini,” tambah Denies.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/01/30/13383911/kerisauan-menjadi-penumpang-krl-rush-hour-jadi-momok