Salin Artikel

Mengaku Jadi Korban Arisan Bodong Senilai Rp 100 Juta, Warga Jaksel Lapor Polisi

Ia mengaku telah menjadi korban arisan yang diselenggarakan oleh NM sejak 2023.

“Saya diajak ikut arisan dengan nominal Rp 100 juta, tetapi pas waktunya bagian saya, saya tidak dapat nominal segitu,” ujar dia kepada wartawan, Rabu (31/1/2024).

Indah menyebutkan, NM hanya memberinya uang sebesar Rp 32 juta. NM juga tak memberikan alasan terperinci kepada Indah.

“Saya tidak tahu kenapa perhitungan dia bisa seperti itu. Tentu ini melanggar peraturan yang telah ditentukan,” tutur Indah.

Indah menduga, NM tak bisa menyerahkan uang arisannya secara utuh karena NM menjalankan arisan dengan skema ponzi.

NM disinyalir melakukan gali lubang dan tutup lubang karena ada anggota arisan fiktif.

“Dia ini buka arisan dengan berbagai nominal, ada yang Rp 200 juta dan Rp 500 juta. Nah, dari nama-nama yang ikut, ada nama fiktif dan itu pernah diakui sama dia,” ungkap Indah.

“Kalau di arisan saya yang Rp 100 juta, berdasarkan pengakuan dia, ada nama fiktif. Jadi mau tak mau dia harus menalangi nama fiktif tersebut,” imbuh dia.

Akibat hal ini, Indah mengaku bisnis makanan miliknya terganggu. Sebab, uang arisan yang sedianya bakal digunakan untuk mengembangkan usaha tak didapatkan secara utuh.

“Secara psikologis, mental saya terkena. Saya tadinya mau menyewa ruko baru untuk bisnis makanan saya, tetapi batal karena hal ini. Padahal, saya sudah membeli sejumlah perlengkapan,” tutur dia.

Indah menyebutkan, korban arisan NM tak hanya dirinya.

Sampai saat ini, ada lebih dari lima orang yang berani berbicara. Namun, baru dia dan seorang temannya bernama Vera yang melapor kepada polisi.

Indah melaporkan dugaan penipuan atau penggelapan dana arisan ke Polda Metro Jaya.

Laporan itu teregistrasi dengan nomor LP/B/556/I/2024/Polda Metro Jaya tertanggal 29 Januari 2024.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/01/31/21121671/mengaku-jadi-korban-arisan-bodong-senilai-rp-100-juta-warga-jaksel-lapor

Terkini Lainnya

Pelajar Paket B Tewas Dikeroyok di Kemang

Pelajar Paket B Tewas Dikeroyok di Kemang

Megapolitan
Camat Kembangan Tak Larang Spanduk Dukungan Pilkada jika Dipasang di Pekarangan Rumah

Camat Kembangan Tak Larang Spanduk Dukungan Pilkada jika Dipasang di Pekarangan Rumah

Megapolitan
Bandar Narkoba yang Sembunyikan Sabu di Jok Motor Ternyata Residivis

Bandar Narkoba yang Sembunyikan Sabu di Jok Motor Ternyata Residivis

Megapolitan
Cerita Pelamar Kerja di Gerai Ponsel Condet, Sudah Antre Panjang, tetapi Diserobot Orang

Cerita Pelamar Kerja di Gerai Ponsel Condet, Sudah Antre Panjang, tetapi Diserobot Orang

Megapolitan
Tak Sabar Menunggu Antrean Wawancara, Sejumlah Pelamar Kerja PS Store Condet Pilih Pulang

Tak Sabar Menunggu Antrean Wawancara, Sejumlah Pelamar Kerja PS Store Condet Pilih Pulang

Megapolitan
Polisi Bongkar Markas Judi “Online” yang Dikelola Satu Keluarga di Bogor

Polisi Bongkar Markas Judi “Online” yang Dikelola Satu Keluarga di Bogor

Megapolitan
Cegah DBD, Satpol PP DKI Minta Warga Aktif Lakukan PSN 3M Plus

Cegah DBD, Satpol PP DKI Minta Warga Aktif Lakukan PSN 3M Plus

Megapolitan
Sulit Dapat Kerja, Eks Karyawan Rumah Makan Banting Setir Jadi PKL di GBK

Sulit Dapat Kerja, Eks Karyawan Rumah Makan Banting Setir Jadi PKL di GBK

Megapolitan
Heru Budi Optimistis Ekonomi Jakarta Tetap Tumbuh lewat Berbagai Gelaran 'Event'

Heru Budi Optimistis Ekonomi Jakarta Tetap Tumbuh lewat Berbagai Gelaran "Event"

Megapolitan
Pemeriksaan Kesehatan Mental Ibu yang Cabuli Anak Kandungnya Rampung, tapi Belum Ada Kesimpulan

Pemeriksaan Kesehatan Mental Ibu yang Cabuli Anak Kandungnya Rampung, tapi Belum Ada Kesimpulan

Megapolitan
'Perjuangan Mencari Kerja Memang Sesusah Itu...'

"Perjuangan Mencari Kerja Memang Sesusah Itu..."

Megapolitan
Bandar Narkoba di Penjaringan Mengaku Dapat Sabu dari Matraman

Bandar Narkoba di Penjaringan Mengaku Dapat Sabu dari Matraman

Megapolitan
Polisi Selidiki Oknum Sekuriti Plaza Indonesia yang Pukuli Anjing Penjaga

Polisi Selidiki Oknum Sekuriti Plaza Indonesia yang Pukuli Anjing Penjaga

Megapolitan
Kasus Akseyna 9 Tahun Tanpa Perkembangan, Polisi Klaim Rutin Gelar Perkara

Kasus Akseyna 9 Tahun Tanpa Perkembangan, Polisi Klaim Rutin Gelar Perkara

Megapolitan
Polisi Sebut Benda Perdukunan Milik DS Tak Terkait Kasus Pembunuhan Bocah Dalam Galian Air di Bekasi

Polisi Sebut Benda Perdukunan Milik DS Tak Terkait Kasus Pembunuhan Bocah Dalam Galian Air di Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke