Salin Artikel

Syok Lihat Senjata Tajam yang Dibawa Pelaku Tawuran, Kapolres Jaktim: Kalau Ini Kena Leher, "Selesai"...

Lilipaly melihat berbagai senjata tajam itu dalam sebuah foto di salah satu grup kepolisian Polres Metro Jakarta Timur, Minggu (4/2/2024) dini hari.

“Jam 03.00 pagi (saya) lihat ini (barang bukti), kaget saya. Saya lihat ini sampai syok,” kata Lilipaly sambil menggelengkan kepala, setelah jumpa pers di kantornya, Senin (5/2/2024).

Berdasarkan pantauan Kompas.com, polisi menaruh sejumlah barang bukti di atas meja beralaskan kain biru tua.

Barang bukti tersebut berupa celurit, golok atau parang, stik golf, bom molotov, air keras, ponsel, dan minuman keras.

“Apa jadinya ini Jakarta Timur kalau malam Minggu (kemarin) enggak kami sita?” ujar Lilipaly.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, para pelaku patungan untuk membeli celurit yang harganya senilai Rp 300.000-Rp 700.000. Mereka juga membeli air keras di sebuah toko.

"Ini tajam semua rekan-rekan. Ini, kalau kena leher, 'selesai' kita, putus," tutur Lilipaly.

Dati puluhan pelaku, dua remaja berusia 14 tahun dan 15 tahun ditangkap karena berperan membuat bom molotov.

“Dia tahu dari omongan-omongan teman, juga dari media sosial YouTube. Jadi, dia belajar dari YouTube dan juga tanya-tanya teman dan orang, dengar cerita,” ucap Lilipaly.

Sebelum tawuran, para pelaku juga menenggak minuman keras oplosan.

“Mereka akan minum minuman keras campuran untuk membuat mereka berani melakukan tawuran,” ungkap Lilipaly.

Diberitakan sebelumnya, Polres Metro Jakarta Timur menangkap 20 orang yang hendak tawuran pada Minggu dini hari.

Penangkapan 20 orang ini bermula saat salah satu pelaku merekam kegiatan apel malam anggota Polres Metro Jakarta Timur pada Sabtu (3/2/2024) malam.

Polisi yang curiga dengan aksi perekaman tersebut langsung menghampiri pelaku dan mengecek isi ponsel.

Ternyata pelaku mengirim pesan ke sebuah grup dengan kalimat, “Kita jangan bergerak dulu, angin lagi kencang.”

Berdasarkan hasil interogasi, diksi “angin” ini adalah sebuah kode yang kerap digunakan oleh pelaku yang artinya polisi.

Sebelum ditangkap, para pelaku sudah janjian untuk tawuran di sebuah tempat yang telah disepakati.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/02/05/15443601/syok-lihat-senjata-tajam-yang-dibawa-pelaku-tawuran-kapolres-jaktim-kalau

Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke