TANGERANG, KOMPAS.com - Sebuah pabrik es di Koang Jaya, Karawaci, Kota Tangerang mengalami kebocoran gas amonia, Selasa (6/2/2024) dinihari.
Masyarakat dekat pabrik yang terkena dampak berhamburan akibat bocoran gas.
Jarak pemukiman warga yang terdampak tidak jauh. Kurang lebih hanya 200 meter saja dari seberang pabrik.
Kompas.com pun masuk ke area pabrik pada pukul 20.00 WIB. Masih ada sisa kebocoran gas amonia yang masih terasa di dalam pabrik.
Sisa-sisa gas masih terhirup saat Kompas.com berada di sana dan langsung membuat tersedak.
Mata pun perih, bagaikan terkena asap api yang menyala besar.
Hal itu juga yang dirasakan 200 warga yang kini dievakuasi oleh pihak kepolisian dan juga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Selain itu, sisa-sisa air akibat siraman tim pemadam kebakaran masih menggenangi halaman pabrik.
Menurut keterangan salah satu sekuriti Ade (60), air itu disemprotkan ke arah salah satu pipa kuning yang terlepas dan membuat kebocoran gas.
"Jadi gas itu lemah sama air, makanya ada empat unit tim pemadam kebakaran yang menyemprotkan air ke arah pipa bocor," kata Ade saat ditemui di lokasi.
Ade mengatakan, gas ini juga berakibat bagi beberapa tumbuhan di halaman pabrik.
Beberapa pohon dan rumput di halaman pabrik tampak berubah warna menjadi cokelat.
"Pohon juga jadi kering, itu daunnya berubah jadi cokelat," tutur dia.
Bau gosong yang bikin mata panas
Paskal (22) salah satu penghuni kos yang ada di seberang pabrik ikut merasakan efek kejadian ini.
Pada sekitar pukul 02.30 WIB, Ia awalnya mengira ada bau gosong karena kebakaran.
"Saya kira bau gosong gitu ya, awalnya baunya tidak terlalu tercium. Saya kira ada korslet listrik," kata Paskal.
Lama kelamaan, bau itu masuk ke dalam mamar paskal hingga akhirnya ia membuka pintu kosnya.
"Saat dibuka, wah itu asapnya banyak banget. Buat mata panas dan napas tersedak," tutur dia.
Ia pun coba keluar kos untuk mencari udara segar.
"Ya langsung lari saya cari udara. Itu panas banget di mata asapnya," jelas Paskal.
Beruntungnya, Paskal tidak dirawat di rumah sakit akibat kejadian ini.
Ia pun juga bergegas menolong beberapa kawan yang ada di kos.
Paskal menyayangkan kejadian ini. Menurutnya, keberadaan pabrik juga bisa membahayakan masyarakat sekitar.
"Harusnya ditindak bahkan ditutup, kami enggak mau kejadian kayak begini lagi," kata dia.
Sama dengan Paskal, Wawan (44) salah satu warga yang terdampak juga menyesali hal ini.
"Mata saya masih merah karena kejadian dinihari tadi," tutur dia.
Menurutnya, kejadian ini baru sekali dialami selama pabrik itu beroperasi di daerah ini.
Aris (37) dan beberapa sanak saudaranya juga terkena dampak akibat kebocoran gas.
Saat itu, asap yang tertiup angin hingga ratusan meter ini membuat ia dan keluarganya berhamburan ke jalan untuk mencari udara segar.
"Warga berhamburan tuh keluar. Asap sampai jarak berapa ratus meter," tutur dia.
Aris dan keluarganya pun kini masih terasa efeknya.
"Ini keluarga saya masih mabuk asap. Semua usaha seberang pabrik ya contohnya warung makan dan warung kelontong jadi tutup semua," jelas Aris.
Aris pun meminta pertanggungjawaban pihak pabrik untuk kompensasi serta pengobatan terhadap yang terdampak.
"Kami sih minta kompensasi ya, karena banyak yang terkena efek apalagi keluarga saya," ucap Aris.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/02/07/09212571/bau-gosong-dan-gas-yang-bikin-perih-mata-warga-akibat-kebocoran-pipa-di