Susan mengalami sesak napas karena terlalu banyak menghirup gas amonia.
"Mata saya merah dan bernapas sesak. Dokter bilang saya kebanyakan hirup gas amonia," kata Susan saat ditemui di rumahnya, dekat dengan pabrik es, Rabu (7/2/2024).
Susan menceritakan, gas amonia bocor pada Selasa (6/2/2024) sekitar pukul 02.30 WIB. Saat itu ia sedang tidur lelap. Tiba-tiba, keluarganya menelepon.
"Paman saya telepon, bilang, 'Susan ada asap beracun, keluar dari rumah'," tutur dia.
Susan yang belum terlalu sadar tidak begitu menyimak kata-kata pamannya.
Namun, tak lama kemudian, ia mencium bau yang sangat menyengat. Susan mengira bau itu berasal dari pewarna rambut miliknya.
"Saya pikir bau pewarna rambut, sama persis baunya. Lama kelamaan kok makin menyengat. Barulah saya membangunkan orangtua," tutur dia.
Saat itu Susan dan orangtuanya belum mengetahui sumber bau tersebut. Tak lama kemudian, pamannya kembali menelepon.
"Ada 20 menit kami sekeluarga bingung, karena paman saya berdekatan rumahnya dia bilang semua warga sudah mengungsi, tinggal saya," ucap dia.
Setelah pamannya menelepon lagi, ia pun bergegas keluar rumah. Susan melihat asap tebal menyelimuti rumahnya yang cuma berjarak 200 meter dari pabrik es.
Ia pun memutuskan mengungsi ke rumah neneknya yang berjarak kurang lebih tiga kilometer.
"Itu tebal banget asapnya, juga menyengat banget. Mata saya perih, sesak napas. Saya akhirnya lari ke rumah nenek di daerah Grendeng, Jembatan Kaca," tutur dia.
Sekitar pukul 04.30 WIB, ia pun kembali ke rumah. Namun, Susan merasa napasnya tersengal-sengal.
Warga pun menyarankan Susan untuk memeriksakan diri ke Rumah Sakit Sari Asih Ar-Rahman, yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari rumahnya.
"Saya divonis dokter kebanyakan menghirup gas itu," kata dia.
Ia mendapatkan pengobatan hingga pukul 10.00 WIB. Dokter kemudian memperbolehkannya pulang.
"Dikasih obat mual dan pereda ulu hati. Baru pulang," tutur dia.
Karena kejadian itu, Susan berharap pabrik es tersebut berhenti beroperasi atau pindah. Pasalnya, pengalaman itu membuat Susan trauma.
"Saya trauma, takut terjadi lagi, lebih baik pindah atau tutup pabriknya," ujar Susan.
Menurut Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Zain Dwi Nugroho, total ada 28 orang yang dilarikan ke rumah sakit saat terjadi kebocoran gas amonia.
Korban yang merupakan warga sekitar dan karyawan pabrik itu mengalami sesak napas dan mata pedih.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/02/08/06000021/korban-gas-amonia-bocor--asapnya-tebal-banget-dan-menyengat-saya-sesak