JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta berharap fasilitas refuse derived fuel (RDF) plant di Rorotan, Jakarta Utara dapat berlangsung mulai Maret 2024.
Kepala Dinas LH DKI Jakarta Asep Kuswanto menjelaskan, penandatanganan kontrak pembangunan tempat pengolahan sampah itu, menurut rencana bakal dilaksanakan paling lambat 29 Februari 2024.
“Kalau RDF Plant Rorotan, menurut jadwal di tanggal 28 atau 29 Februari, itu bisa penandatanganan kontrak. Kemudian awal maret kami mulai pembangunan,” ujar Asep kepada wartawan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (16/2/2024).
Menurut Asep, RDF Plant di Rorotan, Jakarta Utara akan mampu mengolah 2.500 ton sampah per hari, menjadi bahan bakar alternatif.
Kapasitas ini setara dengan RDF plant milik Pemprov DKI di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.
Asep menambahkan, pembangunan RDF Plant Rorotan ditargetkan rampung pada Desember 2024.
“Jadi insya Allah kalau tidak ada halangan akhir tahun ini kita punya satu lagi RDF besar dengan kapasitas 2.500 Ton sampah per hari,” pungkasnya.
Sebelumnya, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, RDF hasil olahan sampah di TPST Bantargebang bakal dijual ke industri manufaktur.
Bahan bakar alternatif itu dijual seharga 24 dollar AS atau setara Rp 360.000 per ton.
"Kami ada batas 24 dollar AS. Paling rendah segitu, enggak boleh lebih rendah lagi harganya," ujar Heru di TPST Bantar Gebang, Selasa (27/6/2023).
Sementara ini, RDF plant di TPST Bantargebang mampu memproduksi 700 ton bahan bakar alternatif hasil pemilahan sampah per hari.
"Teman PT Indocement dan PT SBI itu membutuhkan per hari itu 2.500 ton. Kami baru mampu 700 ton per hari," pungkas Heru.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/02/16/18313581/pembangunan-rdf-plant-rorotan-diharapkan-berlangsung-mulai-maret-2024