Salin Artikel

Sempitnya Jalan Arjuna Utara Jakbar, "Neraka" bagi Pejalan Kaki

JAKARTA, KOMPAS.com - Jalan Arjuna Utara, Jakarta Barat, merupakan salah satu akses utama yang membentang di pinggir Tol Jakarta-Tangerang.

Lokasinya terletak di belakang Mal Taman Anggrek hingga Simpang Kebon Jeruk.

Jalan ini juga sebagai penghubung antara dua kecamatan yakni Kebon Jeruk dan Grogol Petamburan.

Karena lokasi yang strategis, jalan ini kerap dilewati pengendara baik motor atau mobil.

Dari Simpang Kebon Jeruk hingga Jalan Tanjung Duren Raya, lebar jalanan kurang lebih delapan meter.

Mendekat ke arah Mall Taman Anggrek, lebar jalanan semakin menyempit hingga kurang lebih lima sampai enam meter.

Posisi jalanan yang menyempit sehingga tak ada trotoar membuat pejalan kaki kesulitan melintas.

Kompas.com menyusuri Jalan Arjuna Utara yang mulai menyempit di belakang Mall Taman Anggrek, Selasa (5/3/2024).

Beberapa pejalan kaki melintas di bahu jalan. Mereka berjalan di atas penutup selokan.

Kawasan ini merupakan area perkantoran. Hanya ada beberapa rumah warga yang berada di pinggir jalan.

Kecepatan sepeda motor dan mobil yang melaju di jalan itu kira-kira 50 sampai 60 kilometer per jam.

Hal itu lantas mengganggu para pejalan kaki yang melintas. Mereka akhirnya berjalan makin ke pinggir, memepet tembok rumah dan gedung di kawasan itu.

Kondisi bahu jalan dinilai tidak layak bagi pejalan kaki. Sebab, banyak bebatuan besar untuk menutup lubang selokan yang terbuka.

Seorang pekerja bernama Dewi (22), hampir setiap hari berjalan dari kantornya ke arah Mal Taman Anggrek.

Jarak yang ditempuh Dewi sekitar 600 meter hingga sampai tujuan.

"Sudah biasa jalan ke depan sana untuk naik transjakarta. Kurang lebih sudah tiga bulan selama kerja," kata Dewi di lokasi.

Dewi mengaku takut terserempet mobil karena sempitnya jalan dan tak ada trotoar bagi pejalan kaki.

"Sebenarnya takut terserempet karena jarak antara kendaraan yang lewat dan pejalan kaki sangat dekat," tutur dia.

Dewi meminta agar lintasan pejalan kaki bisa lebih luas daripada yang sebelumnya.

Hal itu membuat lebih nyaman para pekerja yang jalan kaki melintasi kawasan ini.

"Ya bisa lebih luas gitu, ada jarak dan pembatas bagi pejalan kaki," kata dia.

Selain itu, sempitnya jalur pedesterian juga berisiko muncul tindakan kriminal.

"Nah, itu juga saya takut. Karena ngebut kan mobil dan motor, bisa jadi ada jambret," sahut Dewi.

Senada, pekerja lain bernama Nurul (26) meminta dibangun trotoar yang memisahkan antara pejalan kaki dan kendaraan di Jalan Arjuna Utara.

"Kalau bisa ada pembatas juga ya, trotoar dan pembatas. Agak takut kalau sampai terserempet mobil atau motor yang ngebut," ujar dia.

Pekerja lainnya, Riswan (61), juga menginginkan hal sama.

Kata dia, resiko dijambret dan terserempet kendaraan jadi momok baginya saat berjalan di pinggir kawasan ini.

"Itu takut juga saya. Mau jalan pelan salah, mau kencang takut tersandung," ujar dia.

Apalagi, banyak penutup selokan yang longgar sehingga rentan apabila diinjak pejalan kaki.

"Banyak penutup saluran yang kendor juga kan, kalau salah langkah bahaya," imbuh Riswan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/06/07181581/sempitnya-jalan-arjuna-utara-jakbar-neraka-bagi-pejalan-kaki

Terkini Lainnya

Dianggap Menganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Menganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Megapolitan
Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Megapolitan
Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Penyelenggara 'Study Tour' di Depok Diimbau Ajukan Permohonan 'Ramp Check' Kendaraan ke Dishub

Penyelenggara "Study Tour" di Depok Diimbau Ajukan Permohonan "Ramp Check" Kendaraan ke Dishub

Megapolitan
KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

Megapolitan
KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

Megapolitan
Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Megapolitan
948 Calon Jemaah Haji Asal Kota Bogor Diberangkatkan pada Musim Haji 2024

948 Calon Jemaah Haji Asal Kota Bogor Diberangkatkan pada Musim Haji 2024

Megapolitan
Casis Bintara yang Dibegal di Kebon Jeruk Dapat Hadiah Motor Baru

Casis Bintara yang Dibegal di Kebon Jeruk Dapat Hadiah Motor Baru

Megapolitan
Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Tangsel Utuh, RS Polri: Kematian Disebabkan Benturan

Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Tangsel Utuh, RS Polri: Kematian Disebabkan Benturan

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Bekasi, Polisi Masih Dalami Dugaan Korban Hamil

Jasad Wanita di Selokan Bekasi, Polisi Masih Dalami Dugaan Korban Hamil

Megapolitan
Muncul Lagi meski Sudah Ditertibkan, Jukir Liar di Koja: Makan 'Gimana' kalau Dilarang?

Muncul Lagi meski Sudah Ditertibkan, Jukir Liar di Koja: Makan "Gimana" kalau Dilarang?

Megapolitan
Sebelum Hilang Kontak, Pilot Pesawat Jatuh di Tangsel Sempat Hubungi Menara Pengawas

Sebelum Hilang Kontak, Pilot Pesawat Jatuh di Tangsel Sempat Hubungi Menara Pengawas

Megapolitan
KNKT Pastikan Pesawat yang Jatuh di Tangsel Tidak Punya 'Black Box'

KNKT Pastikan Pesawat yang Jatuh di Tangsel Tidak Punya "Black Box"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke