JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pendaftar mudik gratis mengeluhkan sistem pendaftaran Mudik Gratis Polri Presisi 2024 di Kantor Samsat Jakarta Timur, Kamis (21/3/2024).
Salah satunya warga Ciracas bernama Anti (42), yang sudah mengantre sejak pagi buta tetapi tidak kedapatan kuota.
"Hari pertama (Rabu) saya ke sini jam 09.30 WIB. Sampai sini, kuota sudah habis katanya. Hari ini ke sini datang lebih awal, insya Allah dapat, tahunya enggak," ungkap dia kepada Kompas.com di Kantor Samsat Jakarta Timur, Kamis.
Berdasarkan informasi yang Anti terima dari petugas, terdapat tersedia 800 kuota pendaftar mudik gratis pada Rabu (20/3/2024).
Sementara pada Kamis, juga terdapat kuota untuk 800 pendaftar, dan Jumat (22/3/2024) atau hari terakhir pendaftaran mudik gratis sebanyak 700 pendaftar.
Guna mendapatkan slot kuota, Anti rela bangun jam 01.00 WIB untuk menyiapkan sahur untuk anak-anak dan suaminya di rumah.
Sekitar pukul 02.00 WIB, ia beranjak ke Kantor Samsat Jakarta Timur bersama temannya. Mereka tiba di lokasi pukul 03.00 WIB.
"Tadi saya dapat nomor 93, nomornya ditulis di tangan. Tapi ternyata enggak berlaku nomornya," ungkap Anti.
Beda nomor antrean
Anti dan calon pendaftar mudik gratis lainnya menunggu di gerbang Kantor Samsat Jakarta Timur sampai sekitar pukul 04.30 WIB.
Saat waktunya shalat subuh, mereka dipersilakan masuk untuk beribadah sebelum diimbau keluar kembali.
Sekitar pukul 07.00 WIB, gerbang dibuka. Warga saling dorong karena tidak sabar mendaftar mudik gratis.
"Kami diatur dan disuruh baris. Polisi panggil nomor urut di tangan, untuk nomor satu sampai 100 dalam satu barisan. Baris-baris selanjutnya itu nomor antrean angka yang lebih besar," jelas Anti.
Mulanya, Anti mengira nomor pada tangannya adalah nomor urut pemberian formulir pendaftaran mudik gratis.
Namun, pendaftaran menggunakan nomor urut yang berbeda.
Nomor urut baru dan formulir pendaftaran hanya diberikan pada orang-orang yang dipanggil.
"Tapi, barisan nomor kecil atau antrean saya, cuma dipanggil beberapa kali. Selanjutnya nomor-nomor yang gede, yang katanya pada datang agak siang. Mereka rata-rata pada dapat, yang dari pagi malah enggak dapat," lanjut dia.
"Di barisan saya, ada beberapa yang dipanggil, yang paling depan saja. Sampai nomor urut 50 pun kayaknya enggak sampai. Kebanyakan yang dipanggil dari barisan nomor-nomor besar," tutur Anti.
Hal serupa turut dialami oleh warga Jatiwaringin, Kota Bekasi, bernama Suhari (63).
Ia tiba di Kantor Samsat Jakarta Timur pukul 05.00 WIB sendirian dengan motornya.
Berbekal informasi dari rekan sesama ojek online (ojol), Suhari dengan percaya diri berangkat usai shalat subuh agar dapat kuota mudik gratis.
Namun, keberuntungan tidak berpihak padanya. Suhari sama apesnya dengan Anti, bahkan bisa dibilang lebih apes.
"Saya enggak dapat kartu nomor urut dan formulir, saya juga enggak dapat nomor yang ditulis di tangan pas antre di gerbang," ucap Suhari kepada Kompas.com, Kamis.
Setibanya di Kantor Samsat Jakarta Timur, Suhari disuruh ikut antre bersama calon pendaftar lainnya di gerbang.
Ia mengira tangannya bakal ditulis atau distempel nomor urut seperti orang-orang yang dilihatnya.
Namun, tangan Suhari tidak kunjung dituliskan nomor antrean.
"Tadi saya enggak dapat nomor yang ditulis di tangan, yang dapat yang lebih dulu datang. Saya enggak kebagian," ujar Suhari.
Ia pun merasa bingung, meski akhirnya mengira bakal langsung dikasih kartu nomor urut dan formulir.
Nyatanya, hal tersebut juga tidak terjadi.
"Disuruh ikut antre buat dapat nomor dan formulir, cuma kuotanya sudah keburu habis katanya," ungkap dia.
Anti dan Suhari sama-sama bertahan di Kantor Samsat Jakarta Timur sampai sekitar pukul 13.00 WIB.
Mereka berharap mendapatkan kuota tambahan, sehingga bisa mendaftar mudik gratis. Namun, mereka terpaksa pulang dengan tangan kosong.
Kompas.com berusaha mengonfirmasi terkait alur pendaftaran mudik gratis di Kantor Samsat Jakarta Timur kepada polisi yang berjaga di meja pendaftaran wilayah Jawa Tengah.
Namun, Kompas.com diarahkan untuk mengonfirmasi hal ini kepada Ditlantas Polda Metro Jaya.
Kompas.com telah menghubungi Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman, tetapi tidak mendapat jawaban.
Program mudik gratis
Sebelumnya, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menyediakan 400 bus untuk program mudik gratis dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisno Andiko menyebut 400 bus itu bisa mengangkut 20.000 penumpang.
"Total sebanyak 400 unit bus disiapkan dapat mengangkut sebanyak 20.000 penumpang untuk mengantar pemudik ke beberapa daerah di pulau Jawa," ujar Trunoyudo di Mabes Polri, Jakarta, Rabu.
Trunoyudo mengatakan, program mudik gratis ini akan diberangkatkan dari Lapangan Monas, Jakarta, pada 6-7 April 2024.
Trunoyudo menjelaskan bahwa masyarakat bisa mendaftar program mudik gratis ini mulai 20-22 April 2024 mulai pukul 08.00 hingga 14.00 WIB.
Masyarakat bisa datang ke Samsat seluruh wilayah Polda Metro Jaya dan Satpas SIM Daan Mogot dengan membawa satu fotokopi Kartu Keluarga (KK) dan satu fotokopi KTP.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/21/16205811/daftar-mudik-gratis-di-samsat-jakarta-timur-antre-dari-pagi-tapi-tak