Ketua RW 07 Wawan mengatakan, sebelum terjadinya longsor, tebing setinggi kurang lebih 10 meter itu kerap mengancam bangunan rumah warga yang berada di bawahnya.
Kata Wawan, apabila di lokasi terjadi hujan yang cukup deras, itu membuat warga kerap merasa ketakutan terjadi longsor.
“Kondisi kampung Lebak Kantin di bawah tebing-tebing. Mangkannya harus diperhatikan TPT-nya,” ucap Wawan saat ditemui Kompas.com, Senin (25/3/2024).
Selain itu, warga juga meminta pembangunan TPT dipercepat, mengingat saat ini kondisi di Kota Bogor masih sering turun hujan.
“Tolong aja dipercepat, dilihat dari lokasinya gimana. Posisi di bawah itu (Kampung Lebak Kantin) tanah adat, sedangkan di atas tanah milik Angkatan Darat. Mangkannya tolong diperhatikan,” ujarnya.
Salah seorang warga terdampak longsor bernama Dini (36) mengatakan, tebing tersebut memang rawan longsor dan belum ada TPT.
Pada saat kejadian, hujan turun dengan intensitas tinggi yang cukup lama menyebabkan terjadinya longsor pada tebingan yang mengakibatkan empat unit rumah terdampak dan dua orang dinyatakan meninggal dunia.
“Longsor karena di bawahnya gak ada penahannya, jadi kalau hujan datang deres banget bisa abis, terkikis itu tanah,” ujar Dini.
Ia pun meminta untuk segera dibangun TPT di lokasi longsor agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi.
“Bangun aja tembok (TPT) supaya gak ada longsor lagi, apalagi takut ada longsor susulan nantinya,” ucap Dini.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/25/14190661/pasca-longsor-di-sempur-bogor-warga-minta-pemkot-bangun-tebing-penahan