Salin Artikel

Siasat Pemudik Saat Kehabisan Tiket Kereta, Pilih Naik Travel dan Berangkat Lebih Awal

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemudik pada momentum Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah mulai mencari waktu yang tepat untuk memulai perjalanan. Waktu keberangkatan lebih awal dipilih agar terhindar dari kemacetan dan tak terlambat sampai ke kampung halaman.

Salah satunya Lina (25), seorang karyawan swasta di Jakarta Selatan yang memilih berangkat ke kampung halaman di Batang, Jawa Tengah pada 5 April 2014, hampir sepekan sebelum Hari Raya Idul Fitri yang diprediksi jatuh pada 11 April 2024.

“Tahun ini mudik rencananya tanggal 5 April 2024 malam. Sudah pesan tiket juga tanggal segitu,” ujar Lina, Senin (25/3/2024).

Lina memilih menggunakan angkutan travel untuk perjalanan mudik tahun ini dengan alasan kehabisan tiket kereta untuk periode mudik lebaran.

Lina mengaku sudah jauh-jauh hari mencari tiket kereta, terutama sejak informasi penjualan untuk periode mudik Lebaran diumumkan.

Sayangnya, tiket kereta dengan tujuan stasiun terdekat di kampung halamannya ludes terjual dalam waktu singkat. Hal ini, kata Lina, biasa terjadi karena setiap momen mudik lebaran.

“Kalau tiket kereta lumayan susah ya karena permintaannya sangat tinggi. Alhamdulillah masih dapat tiket travel, meskipun perjalanan lebih lama,” ungkap Lina.

Jasa angkutan travel akhirnya menjadi alternatif bagi Lina, ketika dia tak mendapatkan tiket kereta. Sebab, waktu tempuhnya cenderung lebih cepat dibandingkan menggunakan bus antar-kota dan antar-provinsi (AKAP).

“Travel ini sudah langganan, sehingga jadi alternatif tiap kehabisan tiket kereta,” kata Lina.

Sementara itu, bus AKAP belum menjadi pilihan Lina karena beberapa alasan. Salah satunya karena bus yang harus berhenti di beberapa titik peristirahatan sepanjang perjalanan.

Kondisi ini dikhawatirkan membuat waktu tempuh menjadi lebih panjang. Belum lagi jika terjadi kemacetan lalu akibat meningkatnya volume arus mudik Lebaran.

“Sebenarnya takut macet, tapi travel jadi satu-satunya alternatif. Karena sepertinya bakal rame banget ya sesuai prediksi pemerintah,” kata Lina.

“Makanya pilih mudik tanggal 5 April malam. Karena besoknya sudah mulai libur lebaran. Jadi cepat sampai dan lumayan lama di rumah,” sambungnya.

Berdasarkan hasil survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI, sebanyak 28,4 juta orang atau 84,27 persen penduduk di Jabodetabek akan mudik pada tahun 2024.

Jumlah itu lebih tinggi dari mudik Lebaran tahun lalu yang hanya mencapai 54,31 persen atau sekitar 18,3 juta orang.

Pada periode mudik Lebaran 2024, lima moda transportasi yang paling banyak dipilih yaitu kereta api, bus, mobil pribadi, sepeda motor, dan mobil sewaan.

Dalam survei tersebut, para pemudik mayoritas memilih berangkat ke kampung halaman pada 6 April 2024 atau H-4 sebelum leberan.

“Terbanyak pada H+4 Sabtu 6 April 2024 sebesar 18,28 persen atau 5,20 Juta orang,” seperti dikutip dari survei Kemenhub RI pada Senin (25/3/2024).

Provinsi yang paling banyak dituju oleh pemudik asal Jabodetabek adalah Jawa Tengah, dengan persentase 34,17 persen.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/25/20025601/siasat-pemudik-saat-kehabisan-tiket-kereta-pilih-naik-travel-dan

Terkini Lainnya

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke