Salin Artikel

Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Pasalnya, area yang dibuat sebagai tempat tumbuhnya tanaman dan resapan air itu diduga jadi tempat maksiat bagi sejumlah masyarakat.

Jadi tempat prostitusi

Salah satu warga bernama Koko (53) menuturkan bahwa RTH Tubagus Angke kerap dipakai sebagai tempat prostitusi.

Tempat prostitusi ini mulai aktif sejak pukul 21.00-04.00 WIB dengan menggunakan tenda.

"Tempat (prostitusi) ini sudah sejak lama ada sekitar tahun 1987 sampai sekarang. Mereka pakai tenda," ungkap Koko, Senin (29/4/2024).

Koko mengatakan, tempat protitusi ini juga selalu kucing-kucingan apabila ada petugas yang melakukan razia.

"Penertiban ada, tapi ya tetap saja mereka cari akal untuk buka lagi," jelas dia.

Sementara itu, Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto menduga bahwa RTH Tubagus Angke jadi tempat asusila karena tempat prostitusi yang semula berada di Kalijodo, Jakarta Utara, sudah ditutup.

"Sekarang mungkin di Kalijodo sudah enggak ada. (Jadi) tempat itu (prostitusi) jadi sembarang," ucap Uus saat dikonfirmasi, Selasa (30/4/2024).

Karena menjadi tempat yang tidak-tidak, Uus memerintahkan Suku Dinas (Sudin) Pertamanan untuk tidak membuat RTH menjadi tempat nongkrong bagi warga.

Selain itu, ia juga meminta agar semua pihak, baik kelurahan, kecamatan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), hingga masyarakat untuk saling menjaga keamanan RTH.

"Jadi taman untuk dilintasi aja, hanya diisi tanaman," terang Uus.

Sampah alat kontrasepsi berserak

Dugaan RTH Tubagus Angke menjadi tempat prostitusi semakin kuat karena ada banyak sampah alat kontrasepsi yang ditemukan di sana.

Pengamatan Kompas.com di lokasi pada Senin sore, petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) tampak sedang membersihkan RTH tersebut.

Mereka dengan mudah menemukan beberapa sampah alat kontrasepsi yang sudah terbuka dari kemasannya.

Sampah-sampah itu kemudian dikumpulkan dan dibersihkan.

"Nah ini nih alat kontrasepsinya. Sudah terbuka," ucap petugas PPSU Egi (36) di lokasi.

Adapun pembersihan RTH Tubagus Angke dipimpin langsung oleh Camat Grogol Petamburan Agus Sulaeman.

Agus menyampaikan, terdapat beberapa aduan yang menyebutkan RTH ini kerap dijadikan tempat prostitusi dengan menggunakan tenda pada malam hari.

"Kami rutin melakukan penertiban. Namun, ketika kami beroperasi, mereka seakan sudah tahu akan dilakukan penertiban," ucap Agus saat diwawancarai di lokasi, Senin.

Agus mengaku bahwa pihaknya langsung menindaklanjuti laporan masyarakat yang dihimpun dari media sosial, kemudian melakukan langkah awal untuk membersihkan area itu.

"Kami menghadirkan 200 personel terdiri dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Suku Dinas Perhubungan (Sudinhub), Sudin Pertamanan, Sudin Lingkungan Hidup (LH), Sudin Bina Marga, Sudin Air, semua kami libatkan," kata Agus.

Berkait laporan soal RTH Tubagus Angke jadi tempat prostitusi, Agus menginstruksikan jajarannya untuk berpatroli lebih ketat, serta memperbaiki trotoar maupun lampu-lampu jalan yang redup.

"Kami akan tempatkan personel lebih banyak baik dari segi kebersihan maupun penjagaan," ucap dia.

"Kalau ada patroli dan pembersihan begini pasti kosong (tempat prostitusi), akan kami patroli secara rutin," imbuh Agus.

(Tim Redaksi: Rizky Syahrial, Irfan Maullana, Larissa Huda)

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/04/30/14240961/suramnya-kondisi-rth-tubagus-angke-diduga-jadi-tempat-prostitusi-dan

Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke