Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bencana Situ Gintung: Kini Ko Liem Harus Naik Angkot...

Kompas.com - 13/04/2009, 11:58 WIB

Bagian atap rusak berat, salah satu penyebabnya adalah pada saat kejadian, anak-anak Ko Liem menjebolnya untuk menyelamatkan diri. Selain itu, pada bagian halaman yang luas hampir satu hektar itu, perabotan rumah tangga seperti kasur, lemari ataupun baju-baju masih terlihat berserakan.

Warga RT 4/8 Kampung Gintung ini mengaku sedang membereskan rumahnya, dan akan memilih barang apa saja yang masih dapat digunakan. Penderitaan Ko Liem pun masih berlanjut, walaupun ia sendiri merasa sangat terpukul atas apa yang dialaminya, sebagai kepala keluarga ia harus terlihat tegar di depan anggota keluarganya yang lain.

"Saya harus tetap membuat anak-anak tenang. Saya berpesan kepada anak saya yang paling kecil jangan terlalu memikirkan kejadian ini. Ia harus tetap kuliah seperti biasa," ujar dia.

Selain anak bungsunya, Ko Liem juga harus membangkitkan semangat hidup bagi Sumarni, istrinya. Ia menuturkan, setelah kejadian itu, kaki istrinya retak karena terhantam meja. Selain itu, Sumarni juga berubah menjadi sangat sensitif. "Sampai sekarang istri saya belum mau lagi datang ke sini (Gintung), ia masih trauma dan bicaranya pun jadi yang tidak-tidak," katanya lirih.

Sekarang Ko Liem menggantungkan hidupnya pada toko bangunan lain miliknya yang berlokasi di Gandaria. Namun, menurutnya, toko bangunan yang ia beri nama Sinar Utama tersebut, tidak semaju tokonya yang telah hancur itu. "Omzetnya tidak sebesar di sini, di Gandaria agak sepi," terangnya.

Sampai saat ini, Ko Liem belum mengetahui apa yang akan ia lakukan pada usaha toko bangunan di Gintung tersebut. "Inginnya membangun usaha lagi, belum tahu bentuknya apa. Untuk sekarang, saya masih sedikit trauma. Ambisi saya juga sudah mati. Jalani saja yang ada di depan mata, saya berusaha pasrah," ujarnya getir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com