Tidak semua kepala daerah di DIY berprestasi. Sebagaimana di wilayah-wilayah lain di Indonesia, sebagian pemimpin lokal itu masih kurang, bahkan gagal memajukan daerah. Beberapa tersandera kepentingan partai dan pribadi, bahkan ada yang terjerat kasus korupsi.
Contoh terakhir itu adalah Ibnu Subiyanto, mantan Bupati Sleman. Dia dihukum penjara akibat terlibat kasus korupsi pengadaan buku ajar. Meski memperoleh amanat sebagai kepala daerah lewat pemilihan demokratis, ternyata kekuasaan itu juga rawan diselewengkan untuk keuntungan pribadi.
Bagi Oce Madril, fenomena korupsi di beberapa daerah membuktikan tidak ada jaminan bahwa demokrasi selalu melahirkan pemimpin yang baik. ”Pilihan langsung rakyat juga berpotensi melahirkan pemimpin yang buruk kapasitas, manajemen, dan integritasnya. Ini risiko demokrasi,” katanya.
Warna-warni kepemimpinan kepala daerah di kota dan kabupaten tersebut menjadi bahan perbandingan menarik bagi model kepemimpinan di DIY—yang kini masih diperdebatkan bentuk keistimewaannya.