Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perebutan Kian Sengit

Kompas.com - 18/03/2013, 02:56 WIB

Di tengah perebutan air bersih tersebut, masih banyak warga yang belum menerima pasokan air melalui pipa. Kondisi ini memaksa warga mengonsumsi air asin.

Saat ini, air laut sudah masuk ke daratan Jakarta sejauh 1 kilometer dari bibir pantai. Sejumlah warga Kelurahan Sukapura, Kecamatan Cilincing, dan Kelurahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara, misalnya, memompa air tanah yang payau.

Ketua RT 002 RW 010 Sukapura, Masrukhi (44), mengatakan, warga sudah terbiasa mengonsumsi air berwarna kekuningan dan agak asin.

Tak sedikit warga yang terpaksa pergi ke toilet umum di Pasar Sukapura untuk mandi atau buang air besar.

”Air sumur sebenarnya keruh kekuningan, rasanya asin, dan lengket kalau dipakai buat mandi, tetapi warga tak punya pilihan lain,” kata Masrukhi.

Saat Masrukhi dan warganya kesulitan air, debit Kali Bekasi di wilayah Kota Bekasi melonjak hingga 650 meter kubik per detik akibat tingginya curah hujan di hulu sungai. Angka ini dua kali lipat dari debit normalnya yang berkisar antara 250 dan 300 meter kubik per detik sehingga memicu banjir.

Kualitas menurun

Tidak hanya defisit, suplai air dari Kanal Tarum Barat sebesar 82 persen total air baku Jakarta, kualitasnya juga semakin menurun. Berdasarkan catatan PD PAM Jakarta Raya, kandungan amoniak (NH3) tahun 2010 sebesar 2,9 miligram (mg) per liter. Sementara itu pada 2011, kandungan NH3 meningkat menjadi 4,8 mg per liter. Padahal standar ambang batas air baku 1 mg per liter.

Begitu pun dengan Kali Bekasi yang terhubung dengan Tarum Barat, kualitasnya memburuk sesuai hasil ujian lapangan pada akhir 2012 di enam lokasi penelitian.

Kandungan chemical oxygen demand (COD) sudah melampaui ambang batas 25 mg per liter. Semakin rendah kandungan oksigen kimia, maka kian sedikit organisme yang bisa hidup dalam air. Ini memperkuat bukti bahwa air tidak layak dipakai atau dikonsumsi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com