Meski demikian, ada pula sekolah-sekolah yang memilih tidak ikut ”UN gelombang kedua”, tetapi langsung ikut ujian susulan pada Senin (22/4) mendatang. Ini disebabkan, sampai Rabu malam, soal belum datang.
Di Sumatera Utara, misalnya, 521 SMA/SMK dan madrasah aliyah di 30 kabupaten/kota akan menyelenggarakan ujian nasional mulai Senin pekan depan. Ini pun dengan syarat, paket soal ujian nasional tiba di Medan Kamis ini.
”Sampai Rabu (17/4), paket soal belum tiba. Jika Kamis ini belum sampai, kami menyerah. Terserah maunya panitia UN di Jakarta seperti apa,” kata Koordinator Pengawas UN Sumatera Utara yang juga Rektor Universitas Negeri Medan Ibnu Hajar Damanik.
Di Nusa Tenggara Timur,
Dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu sore, Mendikbud Mohammad Nuh menegaskan, ujian nasional bagi siswa SMA di 11 provinsi tetap diselenggarakan Kamis ini, sedangkan bagi siswa SMP dan madrasah tsanawiyah mulai Senin pekan depan.
Nuh menegaskan, meski ada 11 provinsi yang mengalami penundaan, hasil UN akan tetap memiliki bobot dan fungsi yang sama dengan hasil UN di provinsi lainnya. Hasil UN di semua daerah tetap bisa menjadi ”tiket masuk” ke perguruan tinggi negeri. ”Tidak ada diskon atau kompensasi bagi 11 provinsi itu. Semua tetap sama,” kata Nuh.
Untuk mengantisipasi agar tidak ada lagi keterlambatan proses di percetakan, lanjut Nuh, pihaknya memutuskan untuk mengalihkan tugas pencetakan dan pengepakan naskah soal UN SMP dari PT Ghalia Indonesia Printing. Tugas pencetakan dan pengepakan itu kemudian dibagi ke tiga percetakan pemenang tender lainnya, yakni PT Pura Barutama, PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk, dan PT Temprina Media Grafika. Keputusan ini diambil tiga hari lalu setelah melihat PT Ghalia tidak mungkin bisa menyelesaikannya sendiri.
PT Ghalia masih mendapat tugas mencetak, tetapi hanya untuk Provinsi Bali. Proses pencetakan semua naskah soal UN SMP di tiga percetakan itu pun sudah hampir selesai dan Kamis ini siap untuk dikirimkan. ”Naskah soal UN SMP untuk daerah-daerah yang terpencil sudah dikirim,” kata Nuh.