Saat ini sedang dikembangkan penggunaan bakteri Wolbachia yang dimasukkan ke tubuh nyamuk agar virus dengue tidak berkembang di tubuh nyamuk. Lebih jauh lagi, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) mengembangkan nyamuk jantan mandul. Namun, kegiatan ini belum dapat diterapkan mengingat masyarakat malah diajak beternak larva nyamuk untuk kemudian dilakukan penyinaran di laboratorium kemudian nyamuk itu dilepas ke alam. Teknik lain adalah memandulkan telur.
Indonesia belum menerima teknik ini. Cukup asal masyarakat sadar dan rajin melakukan PSN, kita dapat mencegah DBD.
Hal yang sangat ditunggu adalah vaksin antidengue. Indonesia bersama negara lain seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura melakukan uji coba vaksin dengue. Diharapkan, 2-3 tahun ke depan vaksin dengue sudah bisa digunakan untuk melindungi masyarakat. Tapi, bukan berarti PSN ditinggalkan.
Penelitian tentang obat antivirus dengue yang berasal dari tanaman herbal banyak dilakukan. Namun, belum ada yang dipatenkan. Sampai saat ini, masih terus dilakukan percobaan oleh para ahli di sejumlah universitas. Penelitian mencari vaksin juga sedang dilakukan di dunia.
Pencegahan dan penanggulangan DBD makin sulit. Selain dari segi teknis dan program, tantangan besar yang kita hadapi adalah pertambahan penduduk, globalisasi yang menyebabkan pergerakan manusia dari satu kota/negara ke kota/ negara lain, pertumbuhan kota yang tidak terencana baik, resistensi terhadap insektisida dan perubahan iklim dunia.
Namun, DBD adalah masalah kita bersama. Oleh karena itu, kita semua harus bertanggung jawab mencegahnya.