Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Kostum "Kaisar China" yang Dipakai Jokowi

Kompas.com - 01/07/2013, 09:30 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Saat Jakarnaval pada Minggu (30/6/2013) kemarin, penampilan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo cukup unik, memakai kostum bagaikan kaisar China. Dasar baju yang digunakan Jokowi berbentuk seperti piyama dengan berwarna corak merah hitam. Di bagian lengannya, ditutup dengan karung yang terbuat dari goni. Baju itu juga dilengkapi dengan rompi warna emas.

Semakin unik, Jokowi mengenakan topi seperti layaknya seorang kaisar maupun prajurit di suatu suku, dengan akar-akar yang terbuat dari rotan, menjalar sampai sembilan akar. Ternyata, ide kostum hias uniknya berasal dari sang kreator, Heru Mataya Prasetyo. Ia merupakan Direktur Artistik Jakarnaval 2013.

KOMPAS IMAGES/Kristianto Purnomo Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengikuti arak-arakan Jakarnaval 2013 di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (30/6/2013). Jakarnaval 2013 yang diikuti sekitar 4.500 peserta tersebut sebagai rangkaian peringatan HUT Ke-486 DKI Jakarta

"Maksudnya biar Jokowi kelihatan sebagai seorang kesatria. Bahan-bahan untuk membuat baju dan topi itu juga berasal dari bahan ramah lingkungan, seperti rotan, karung goni dengan sulaman agak kasar, dan bambu," kata Heru saat dihubungi wartawan.

Hal senada juga disampaikan Ketua Panitia Penyelenggara HUT DKI Jakarta ke-486, Sylviana Murni. Asisten Pemerintahan itu mengatakan bahwa konsep kostum Jokowi terinspirasi dari kostum seorang panglima Jawa Ningrat. Kostum Jokowi merupakan kostum yang biasanya dipakai oleh raja-raja yang memiliki kasta tertinggi.

Dalam kesempatan lain, Gubernur Jokowi mengaku hanya terima jadi dan tinggal menggunakannya. Jokowi memang sengaja untuk tampil beda dalam pergelaran Jakarnaval. Jauh hari sebelum pelaksanaan Jakarnaval, Jokowi pun telah berjanji untuk menggunakan kostum yang unik. Kendati demikian, ia pun mengaku terkejut saat diberikan kostum tersebut.

"Enggak tahu, ada baju, saya pakai begitu saja. Ah, yaa saya bukan desainer. Kira-kira anunya (konsepnya) seperti ini, kemudian muncul kostumnya seperti ini," kata Jokowi.

Namun, Jokowi mengaku kesulitan menggunakan topi uniknya itu. Pasalnya, topi itu berat dan membuat Jokowi berulang kali melepas dan menggunakannya kembali. Sepanjang Balaikota-Bundaran Hotel Indonesia (HI), paling tidak sekitar setiap lima menit, rombongan arak-arakan Jokowi berhenti untuk mencopot topi, mengelap keringat, dan istirahat minum.

Seusai merelaksasikan kepalanya, Jokowi kembali menggunakan topinya tanpa dibantu para ajudannya. Kejadian itu berulang hingga ia menuju panggung utama di Bundaran HI. "Mau coba? Topinya itu berat banget. Di sini sudah pusing (sambil menunjuk kepalanya). Kalau tadi, minumnya enggak tahu sudah berapa botol. Pusing," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

    Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

    Megapolitan
    Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

    Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

    Megapolitan
    Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

    Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

    Megapolitan
    Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

    Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

    Megapolitan
    PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

    PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

    Megapolitan
    Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

    Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

    Megapolitan
    Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

    Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

    Megapolitan
    Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

    Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

    Megapolitan
    Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

    Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

    Megapolitan
    Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

    Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

    Megapolitan
    Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

    Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

    Megapolitan
    Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

    Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

    Megapolitan
    [POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

    [POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

    Megapolitan
    Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

    Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

    Megapolitan
    Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

    Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com