"Seorang lajang di DKI (gaji) sudah hampir Rp 2 juta. Itu pun tidak ada komponen asuransi. Sedangkan perkiraan kami, kalau di DKI dapat penghasilan Rp 4 jutaan. Nah, itulah UMP yang sesungguhnya untuk sebuah keluarga," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (1/7/2013).
Saat ini, menurutnya, hanya 40 komponen yang digunakan untuk menghitung Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Ke depannya, ia mengharapkan komponen yang dapat diperhitungkan lebih banyak mencapai 120 komponen.
Menurutnya, 40 komponen itu tidak termasuk asuransi dan biaya pendidikan. Dengan meningkatkan UMP menjadi Rp 4 juta, maka sebuah keluarga dapat hidup di Ibu Kota, dapat menyekolahkan anak hingga jenjang universitas, dan dapat menyicil rumah.
Nilai UMP DKI saat ini Rp 2,2 juta hanya cukup untuk membiayai pekerja yang belum memiliki keluarga. Sementara itu, banyak pekerja Ibu Kota yang telah memiliki keluarga sehingga ia merasa UMP DKI tidak memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Perhitungan di Jakarta pun, menurutnya, tidak bisa disamakan dengan daerah-daerah lainnya. Pasalnya, kebutuhan hidup di Jakarta berbeda dengan daerah lainnya.
"Tugas saya bersama Pak Gubernur itu membuat otak, perut, dan dompet warga DKI menjadi penuh. Kalau dompet mau penuh hasilnya harus Rp 4 jutaan," ujar Basuki.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.