Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Coba Kabur, WNA di Kalibata City Diteriaki "Maling"

Kompas.com - 05/07/2013, 00:14 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Petugas Imigrasi bersama polisi kembali melakukan razia warga negara asing di apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, Kamis (4/7/2013) malam. Karena berusaha kabur, beberapa warga negara asing di kompleks itu diteriaki "maling" oleh warga setempat.

Dari pantauan Kompas.com, seorang pria yang mengaku berasal dari Iran tiba-tiba lari ketika berada di tengah kerumunan warga yang melihat razia. Sontak petugas pun memburu lelaki tersebut.

Sekitar lima menit kemudian, belasan petugas berpakaian preman sudah dapat meringkus lelaki berusia sekitar 30-an tahun itu. Karena terus melawan, petugas pun mengikat kedua tangannya.

"I have a passport.. I have a passport..," ujar lelaki itu berkali-kali saat digiring petugas. Dia dibawa ke sebuah ruangan di apartemen itu, di mana puluhan warga negara asing yang terjaring razia sudah dikumpulkan terlebih dahulu.

Operasi ini merupakan kali kedua digelar di Kalibata City dalam sebulan terakhir. Kebanyakan mereka yang terjaring operasi berasal dari Iran, India, dan kawasan Afrika.

Petugas keamanan Kalibata City, Johan, mengatakan, para warga negara asing itu kerap melakukan tindakan yang meresahkan penghuni apartemen.

"Kami sudah lama menegur mereka (warga asing) karena sudah lama warga resah. Namun, karena keterbatasan bahasa yang mereka miliki, jadinya teguran kami tidak digubris," papar Johan.

Salah satu petugas Imigrasi mengatakan, hasil dari penangkapan kali ini sebagian besar adalah "wajah baru". Menurut dia, petugas pun heran mengapa baru sebulan lalu dilakukan razia di Kalibata City, sudah ada lagi "wajah baru" pendatang.

Kepala Seksi Pengawasan Keimigrasian Kantor Imigrasi Jakarta Selatan Anggi Wicaksana mengatakan, ada 60-an warga negara asing yang terancam dideportasi. Seperti keluhan penghuni lain apartemen, para pendatang ini kerap mabuk-mabukan dari sore hingga menjelang subuh dengan membuat kegaduhan pula.

Anggi mengatakan, meskipun para pendatang tersebut memiliki dokumen lengkap seperti paspor dan visa kunjungan, mereka tetap terancam deportasi karena sikap yang meresahkan itu.  "Apa yang mereka lakukan telah melanggar Pasal 75 UU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com