Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Surat Pemprov, Warga Jalan Arjuna Tolak Pembebasan Lahan

Kompas.com - 17/07/2013, 14:23 WIB
Suharjono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Proyek pelebaran Jalan Arjuna Selatan, Jakarta Barat, tidak sesuai dengan yang direncanakan. Masih ada beberapa lahan pribadi yang seharusnya ikut dalam pelebaran belum dibebaskan.

Jalan Arjuna Selatan, Kelurahan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, rencananya akan diperlebar hingga 18 meter menjadi dua jalur. Akan tetapi, ada beberapa bagian jalan yang tidak bisa diperlebar sesuai rencana.

Dari pengamatan Kompas.com, Rabu (17/7/2013), jalan yang sudah dibersihkan sepanjang 500 meter dari total 700 meter tersebut masih ada yang terhalang pagar lahan milik pribadi.

Warga dan pemilik lahan tersebut masih bersikeras untuk mempertahankannya selama belum ada surat resmi dari pemda dan juga pembicaraan lebih lanjut dengan kelurahan. "Asal ada suratnya, ya silakan saja (dibongkar)," kata Agus, salah seorang warga Kelurahan Kebon Jeruk.

Hal senada diucapkan oleh seorang penjaga lahan dan arena futsal sepanjang 400 meter di pinggir Jalan Arjuna yang enggan disebutkan namanya. "Jangan sampai nyenggol pagar kalau belum beres. Harus ada tembusan surat dulu dari pemda," ujarnya.

Pangeran Sihite, penanggung jawab proyek dari PT Sinar Mandagul (pemenang tender proyek pembebasan lahan di Jalan Arjuna), mengaku tidak tahu soal penolakan warga. Mandor yang enggan disebutkan namanya mengaku hanya menjalankan proyek sesuai dengan rencana pemerintah yang disesuaikan dengan keadaan di lapangan.

Jalan yang seharusnya diperlebar 6,5 meter tersebut sebagian hanya bisa digarap 2,5 meter.  Walaupun sudah dilakukan pengukuran sesuai dengan yang direncanakan, PT Sinar Mandagul belum membongkarnya.

Menurut Yusuf, konsultan proyek pembebasan lahan dari PT Praha, Pemda DKI baru akan membahas status lahan tersebut Kamis besok. Untuk sementara, dibuatkan dulu plot-plot jalan sesuai dengan yang ada di lapangan.

"Kita buatkan dulu plot-plotnya sesuai dengan patok kuning dari DPU, kita bandingkan gambar yang di lapangan dengan yang direncanakan. Kalau soal lahan apakah hak pemda atau bukan, kita hanya menunggu surat dari pemda dan badan pertanahan," ujarnya.

Pelebaran jalan dan pembuatan saluran air yang dilakukan oleh DPU Jakarta bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan genangan air di Jalan Arjuna Selatan. Sampai saat ini, baru pedagang tanaman hias di pinggir jalan tersebut yang terkena gusuran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com