"Kalau Anda (Fitra) jago mau ngejar begitu (dana operasional), saya tantang Anda, coba kasih tahu saya. Serang dong semua pejabat, periksa harta pejabat, biaya hidup dia, pajak yang dia bayar, anaknya sekolah di mana, naik mobil apa. Kalau tidak berani, Anda masih pengecut," ungkap Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (25/7/2013).
Basuki merasa heran dengan sikap Fitra, yang hanya mempersoalkan dana operasional Jokowi dan Basuki selaku kepala daerah DKI Jakarta. Basuki mempertanyakan mengapa Fitra tidak pernah membeberkan dana operasional para menteri. Bahkan, kata Basuki, seorang utusan khusus Presiden RI pun mendapat dana operasional.
"Pakai Toyota Crown juga semua itu, pakai (pelat nomor) RI itu. Kenapa Anda (Fitra) enggak pernah ngomong? Kenapa cuma ngejar Pak Jokowi?" katanya.
"Makanya saya bilang, kalau Anda takut Jokowi jadi presiden, ya enggak usah ditakutin. Kalau sudah garis tangannya jadi presiden, ya enggak kebendung dia. Ngapain sih takut-takut," lanjutnya.
Dalam surat elektronik yang diterima redaksi Kompas.com, Rabu (24/7/2013), Koordinator Investigasi dan Advokasi Fitra, Uchok Sky Khadafi, mengatakan, keterangan pers Fitra tentang dana operasional Jokowi-Basuki murni tentang akuntabilitas anggaran. Uchok menyatakan, tidak ada motif politik di balik pernyataannya tersebut.
Ia mengatakan, akuntabilitas anggaran itu sangat berkaitan erat dengan sejauh mana publik tahu jumlah dana, bagaimana cara penggunaannya, serta untuk apa saja. "Tujuannya jelas agar dana blusukan dipergunakan secara akuntabel dan diketahui nilainya oleh rakyat," ujar Uchok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.