Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemudik Diimbau Hindari Terminal Bayangan

Kompas.com - 27/07/2013, 15:27 WIB
Windoro Adi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS. com — Menjelang mudik Lebaran, terminal bus liar bermunculan. Di Jakarta Barat (Jakbar), terminal bayangan tersebut biasanya muncul di Jalan Latumeten, Semeru, dan sekitar Cengkareng.

Adanya terminal bayangan ini mengganggu arus lalu lintas. Kepala Seksi Operasional, Pengawasan, dan Pengendalian Suku Dinas Perhubungan Jakbar, Imam Slamet, Sabtu (27/7/2013) mengaku telah menyiapkan antisipasinya.

"Untuk memberi efek jera pada para pengemudi bus lainnya, empat bus sudah kami tahan karena mencari penumpang di terminal liar," tegas Imam.

Keempat bus masing-masing dua bus Dedi Jaya, dan dua bus Dewi Sri. Keempat bus ditahan saat mengetem di Jalan Latumeten, Grogol, Petamburan.

Ia mengatakan, dirinya telah menempatkan dua petugas lapangan, di setiap lokasi yang sering dijadikan terminal liar.  

“Biasanya terminal bayangan mulai bermunculan pada H-3 Lebaran. Beroperasi dari jam 06.00 sampai jam 17.00, " ujar Slamet.

Ia mengakui, rencana penertiban sering bocor sebelum penertiban dilakukan. "Alternatifnya, melakukan Operasi Fajar mulai pukul 05.00, secara acak," ucapnya.

Terminal bayangan, lanjut Imam, bermunculan karena para calon penumpang dengan alasan jauh dari terminal resmi, berkumpul di tempat yang lebih dekat. Hal ini memancing para pengemudi bus menunggu di sejumlah lokasi yang sering dijadikan para calon penumpang, pangkalan buat mudik Lebaran.

Di Jakbar, ada tiga terminal bus resmi yaitu Terminal Kali Deres, Grogol, dan Terminal Bantuan Rawa Buaya. "Para calon penumpang yang ingin mudik Lebaran saya imbau datang ke ketiga terminal tersebut karena sudah disiapkan bus-bus yang nyaman buat kalian," tutur Imam.

Di Terminal Grogol, lanjut Imam, ada 30 perusahaan bus yang siap melayani penumpang yang hendak mudik. Di Terminal Kali Deres ada sekitar 60 perusahaan bus, dan di Terminal Bantuan Rawa Buaya ada 23 perusahaan bus.

"Harga tiketnya juga sama dengan yang dijual di terminal bayangan, tapi naik dari terminal resmi lebih aman. Penumpang tidak khawatir lagi bus ditahan petugas,” tambah Imam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com