Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temui Basuki, "Rajjam Ahok" Bela Haji Lulung

Kompas.com - 31/07/2013, 06:12 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah gabungan ormas yang menamakan diri Rajjam Ahok (Rakyat Jakarta Jahit Mulut Ahok) berunjuk rasa di Balaikota Jakarta pada Senin (29/7/2013) kemarin. Dalam tuntutannya, mereka meminta Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk meminta maaf kepada Wakil Ketua DPRD Abraham Lunggana alias Lulung karena telah menuduh Lulung tidak paham peraturan daerah (perda) terkait pedagang kaki lima (PKL).

Dalam video berjudul "Ahok vs Lulung" yang diunggah di Youtube, Selasa (30/7/2013) kemarin, lima perwakilan Rajjam Ahok akhirnya diterima Basuki di ruang rapat kantornya itu. Basuki membantah bahwa dia telah menyindir Lulung. Namun, pengunjuk rasa tidak percaya begitu saja. Mereka punya pandangan kuat yang menguatkan bahwa Basuki telah nyata-nyata menyindir Lulung.

"Kalau orang bicara Tanah Abang, bicara DPRD, pasti Haji Lulung karena satu-satunya orang Tanah Abang yang di DPRD hanya Haji Lulung," kata salah satu perwakilan, Rahmat, di depan Basuki.

Dalam video berdurasi 39.05 menit tersebut, pengunjuk rasa mengklaim kedatangan mereka tidak terkait memprotes kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Pasar Tanah Abang, tetapi lebih menyoalkan seputar polemik adu pernyataan antara Basuki dan Lulung. Menurut pengunjuk rasa, sebagai seorang pejabat publik, tidak sepatutnya Basuki melontarkan pernyataan yang provokatif. Terlebih lagi, menurut mereka, Lulung adalah salah satu tokoh yang dihormati di Tanah Abang.

"Kita semua cinta Haji Lulung dan dibesarkan oleh Haji Lulung, Haji Lulung banyak karyanya," ujar Ibendarto, pengunjuk rasa yang lain.

Basuki akhirnya menelepon Lulung dan terlibat percakapan selama beberapa menit. Dalam percakapan tersebut, Basuki mengajak Lulung untuk bertemu langsung untuk menyelesaikan persoalan antara mereka tersebut.

Seperti diketahui, Basuki beberapa waktu lalu menyampaikan bahwa dia sangat menyayangkan jika ada oknum anggota DPRD yang bermain di Tanah Abang dan menjadi faktor penghambat relokasi PKL di kawasan tersebut. Lulung langsung mengeluarkan pernyataan bahwa Basuki sebaiknya memeriksakan jiwanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com