"Keunikan tersebut yang berusaha ditangkap oleh Taman Safari Indonesia dengan adanya wahana tersebut," katanya.
"Kami berusaha mengedukasi pengunjung, tanpa pengunjung menyadarinya. Sehingga kami membuat seolah-olah ada lorong tambang, rumah adat dan tentu saja kandang pamer Komodonya," tambahnya.
Tanpa disadari, kata dia, pengunjung akan teredukasi mengenai rusaknya ekosistem akibat pertambangan, kemudian mereka harus menghargai satwa endemik Indonesia dan seterusnya.
Menurut dia guna menghargai Pulau Komodo sebagai salah satu ikon tujuh keajaiban dunia, wahana itu dirancang secara modern dan yang terbaik di dunia.
"Kandang pamer dirancang dengan konsep ’green’ sehingga mampu menyerap energi matahari sebanyak-banyaknya," kata Jansen Manansang.
Sedangkan untuk mengatasi cuaca yang berbeda antara TSI dengan habitat aslinya di Pulau Komodo kandang pamer dilengkapi dengan pemanas ruangan, pengatur kelembaban, pasir khusus serta tempat-tempat bertelur sehingga komodo yang ada dalam kandang pamer tersebut betul-betul merasa di habitat aslinya.
Ia mengakui bahwa wahana itu dirancang sedemikian rupa dan dikerjakan sendiri oleh staf Taman Safari Indonesia dan diharapkan akan bertahan untuk waktu yang lama. Meski demikian, unsur yang paling utama dalam pembangunan sebuah wahana semacam itu, yaitu kesejahteraan satwa tetap mendapat prioritas utama.
"Wahana Komodo ini berkelas dunia dan merupakan suguhan menarik untuk mengisi liburan Lebaran tahun 2013 ini," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.