Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/08/2013, 06:43 WIB

Harapan yang sama dikatakan Anna (45), pedagang pakaian dari Pontianak, Kalimantan Barat. ”Dua bulan sekali saya datang belanja ke sini. Semoga tetap tertib seperti ini supaya enak belanja,” tuturnya.

Anen (73), warga yang tinggal di Jalan Jati Baru Raya, juga merasa kawasan Tanah Abang jauh lebih nyaman setelah dibersihkan. ”Sekarang arus lalu lintas kendaraan di depan rumah lebih lancar,” ujarnya.

PKL merasa terangkat

Kemarin, para pedagang yang terkena dampak penertiban tidak lagi menggelar dagangannya di pinggir jalan. Sejak pagi, mereka berbondong-bondong menuju Blok G. Sebanyak 931 pedagang sudah mendaftar ke Blok G dan wajib mendaftar ulang pada 12-16 Agustus untuk verifikasi data sebelum pengundian tempat pada 19 Agustus.

Selama enam bulan pertama, para pedagang yang berjualan di Blok G ini tidak akan dikenai biaya sewa. ”Mereka hanya membayar iuran listrik, kebersihan, dan keamanan,” kata Manajer Area Pusat Satu PD Pasar Jaya Made Ringgahadi.

Syahril (45), pedagang yang berjualan di Jalan Kebon Jati sejak 1980, juga mengaku senang dengan kebijakan pemerintah.

”Saya bersyukur dipindahkan ke Blok G karena membuat derajat PKL terangkat. Sebelumnya, saya hanya berjualan di pinggir jalan, sekarang bisa berjualan di tempat yang layak,” tutur pedagang tas, dompet, dan ikat pinggang kulit ini.

Namun, Syahril sempat kecewa karena namanya tidak terdata di Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, dan Perdagangan saat akan registrasi ulang. Padahal, dia sudah mendaftar dan memegang bukti pendaftarannya.

”Saya diminta datang lagi hari Rabu, tetapi saya khawatir enggak kebagian tempat,” katanya. Hal yang sama juga dialami Damiati (47), pedagang pakaian anak-anak.

Ketua Penasihat Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Hasan Basri menilai pemindahan PKL di Tanah Abang ke Blok G adalah langkah positif Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun, hal itu harus disertai pengawasan dan kontrol yang baik agar pedagang tidak kembali berjualan di jalan.

Pemprov DKI memang bertekad untuk tegas menegakkan aturan di kawasan ini agar semuanya berjalan tertib.

”Sesuai jadwal, hari ini, kami sudah siapkan persidangan di tempat bagi PKL yang bandel. Kami juga terus mengawasi kawasan Tanah Abang dan kami berharap tidak perlu ada PKL yang disidang,” kata Wali Kota Jakarta Pusat Saefullah di Balaikota.

Di sisi lain, Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta Ratnaningsih pun bertekad terus mempromosikan Blok G. ”Kalau perlu, kami akan promosi setiap hari produk apa saja yang dijual di tempat itu,” kata Ratna.

Dengan segala kenyamanan, diharapkan Blok G tidak lagi sepi pembeli dan PKL tidak lagi berjualan di luar. Gubernur DKI Jakarta dan wakilnya optimistis hal itu terwujud. ()

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com