Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/08/2013, 08:13 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksanaan program-program penertiban kawasan Tanah Abang maupun penataan Waduk Pluit oleh Pemprov DKI dipandang sebagai sebuah proyek percontohan. Diharapkan, pilot project tersebut bisa berefek domino.

"Itu hanya sebatas pilot project. Jadi, kalau penataan PKL mengacu kepada Tanah Abang, sedangkan normalisasi mengacu kepada Waduk Pluit," kata pengamat perkotaan, Nirwono Joga, kepada Kompas.com, di Jakarta, Rabu (21/8/2013).

Ia mengharapkan, pilot project dapat menjadi efek domino untuk dapat dilakukan hal serupa ke tempat lainnya. Keberhasilan penataan kawasan Tanah Abang maupun penataan Waduk Pluit itu pun, kata dia, masih belum mampu untuk dapat menyelesaikan persoalan banjir dan macet di Ibu Kota.

Kendati demikian, akademisi Universitas Trisakti itu memandang langkah Jokowi untuk dapat menggerakkan staf bawahannya bekerja dan selalu mengawasi lokasi merupakan titik awal yang bagus menuju arah penyelesaian dua permasalahan Jakarta.

Tak hanya Tanah Abang dan Waduk Pluit yang menjadi pekerjaan rumah Jokowi bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk diselesaikan. Masih ada Waduk Ria Rio, 40 waduk lainnya di Ibu Kota yang perlu untuk dinormalisasi, dan 14 situ yang perlu dibenahi.

Sementara untuk penataan PKL dan arus lalu lintas, Pasar Minggu, Pasar Jatinegara, Pasar Gembrong, Pasar Asemka, Pasar Cipete, Pasar Mayestik, dan lainnya juga perlu ditata. "Menurut saya, Jokowi dapat menata itu secara bertahap dan itu membutuhkan waktu yang sangat lama," kata Nirwono.

Satu hal yang perlu dilakukan Jokowi saat ini adalah bagaimana mempertahankan apa yang sudah dilaksanakan. Namun, untuk menjalankannya, Jokowi pun tak dapat bekerja sendiri. Ia memerlukan kepala dinas, camat, lurah, dan wali kota untuk dapat konsisten menegakkan peraturan yang sudah ditata. Pasalnya, upaya-upaya Jokowi untuk menata kawasan Tanah Abang dan Waduk Pluit, kata dia, baru penyelesaian di permukaan, belum menyelesaikan di dalam.

"Sebagai titik awal sudah baik dan semua selaras dengan perda yang sudah ada. Sekarang tinggal bagaimana komitmen melaksanakan perda yang sudah ditegakkan itu," ujar Nirwono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

1.141 Kios dan Los Siap Tampung Pedagang di Gedung Baru Pasar Jambu Dua Bogor

1.141 Kios dan Los Siap Tampung Pedagang di Gedung Baru Pasar Jambu Dua Bogor

Megapolitan
Virgoun Pakai Sabu untuk Turunkan Berat Badan

Virgoun Pakai Sabu untuk Turunkan Berat Badan

Megapolitan
Kasus Ojol Ribut dengan Bocah di Jalur Sepeda Berakhir Damai, Pemotor Minta Maaf

Kasus Ojol Ribut dengan Bocah di Jalur Sepeda Berakhir Damai, Pemotor Minta Maaf

Megapolitan
Momen Virgoun Pakai Baju Tahanan dan Tangan Diborgol, Diekspos Saat Konpers di Kantor Polisi

Momen Virgoun Pakai Baju Tahanan dan Tangan Diborgol, Diekspos Saat Konpers di Kantor Polisi

Megapolitan
Polisi: Bentrokan di Cawang Dipicu Selisih Paham Penggunaan Gereja

Polisi: Bentrokan di Cawang Dipicu Selisih Paham Penggunaan Gereja

Megapolitan
Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO,  Dekor Apa Adanya dan 'Catering' Tak Kunjung Datang

Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekor Apa Adanya dan "Catering" Tak Kunjung Datang

Megapolitan
PPDB Jalur Zonasi di Jakarta Dibuka, Prioritaskan Siswa yang 1 RT dengan Sekolah

PPDB Jalur Zonasi di Jakarta Dibuka, Prioritaskan Siswa yang 1 RT dengan Sekolah

Megapolitan
Sempat Bantah Cabuli Cucunya Sendiri, Kakek di Depok Diringkus Polisi

Sempat Bantah Cabuli Cucunya Sendiri, Kakek di Depok Diringkus Polisi

Megapolitan
Aksi Nekat Jambret di Jakut, Beraksi Seorang Diri Gasak iPhone Pejalan Kaki Dekat Kantor Polisi

Aksi Nekat Jambret di Jakut, Beraksi Seorang Diri Gasak iPhone Pejalan Kaki Dekat Kantor Polisi

Megapolitan
Calon Pengantin di Bogor Ditipu WO, Catering dan Dekorasi Tidak Ada Saat Resepsi

Calon Pengantin di Bogor Ditipu WO, Catering dan Dekorasi Tidak Ada Saat Resepsi

Megapolitan
Pembangunan Masjid Agung Batal, Nasib SDN Pondok Cina 1 Belum Temukan Titik Terang

Pembangunan Masjid Agung Batal, Nasib SDN Pondok Cina 1 Belum Temukan Titik Terang

Megapolitan
Penjarahan Rusunawa Marunda Disebut Terjadi karena Masalah Revitalisasi Berlarut-larut

Penjarahan Rusunawa Marunda Disebut Terjadi karena Masalah Revitalisasi Berlarut-larut

Megapolitan
Revitalisasi Pasar Jambu Dua di Bogor Hampir Rampung, Kamis Ini Bisa Digunakan

Revitalisasi Pasar Jambu Dua di Bogor Hampir Rampung, Kamis Ini Bisa Digunakan

Megapolitan
Calon Pengantin di Bogor Ditipu WO, Dijanjikan Catering dan Dekorasi Rp 20 Juta

Calon Pengantin di Bogor Ditipu WO, Dijanjikan Catering dan Dekorasi Rp 20 Juta

Megapolitan
Polisi Berencana Periksa Seluruh Kru Band Virgoun Soal Kasus Narkoba

Polisi Berencana Periksa Seluruh Kru Band Virgoun Soal Kasus Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com