Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Tua Akan Semakin Bersih

Kompas.com - 31/08/2013, 08:19 WIB

 


JAKARTA, KOMPAS.com —
Mulai Senin (2/9), Taman Fatahillah, Kota Tua, Jakarta Barat, bakal bebas dari kendaraan bermotor dan pedagang kaki lima liar. Para pengunjung yang membuang sampah sembarangan pun bakal ditindak satpol PP yang disiagakan di sana selama 12 jam. Sebanyak 30 tempat sampah telah disediakan di sana.

”Mulai Senin depan, sepeda motor dan mobil dilarang parkir di sekitar Taman Fatahillah. Parkir sepeda motor di Terminal Kota Tua dekat Jembatan Kota Intan, sementara parkir mobil hanya diperbolehkan di sepanjang Jalan Kunir. Tarif parkir sepeda motor Rp 1.000, sementara tarif mobil Rp 2.000,” kata Camat Tamansari Paris Limbang, Kamis malam.

Malam itu, 30 tempat sampah kering (berwarna oranye) dan tempat sampah basah (berwarna biru) sudah ditempatkan tersebar di Taman Fatahillah.

Dari pos jaga, lewat pengeras suara, petugas berulang kali mengumumkan larangan parkir bagi sepeda motor. Petugas juga mengingatkan sanksi apabila membuang sampah sembarangan. Spanduk larangan parkir pun sudah banyak dipasang.

Paris mengakui, pada Kamis malam, belum semua sudut Taman Fatahillah bebas dari PKL liar. Di sisi lain, belum semua PKL anggota Koperasi Taman Fatahillah (Kopetaf) membuka usahanya di kluster yang disediakan.

”Mulai Senin depan, hanya 260 PKL anggota Kopetaf yang berdagang di sini. Kalau masih ada PKL di luar Kopetaf yang mangkal di sekitar Taman Fatahillah, akan kami tertibkan. Kami akan menyiagakan beberapa truk yang siap mengangkut gerobak-gerobak PKL liar yang masih beroperasi,” ucap Paris.

Sepengamatan Kompas, dengan pengaturan ini, suasana Taman Fatahillah menjadi jauh lebih tertib dan bersih.

Nurul Fatiyah (21), pedagang minuman anggota Kopetaf, mengaku lebih banyak memperoleh pendapatan di kluster baru yang disediakan.

Di tempat lama, di Jalan Kali Besar Timur, untung bersihnya sehari cuma Rp 200.000, tetapi di kluster baru, dia bisa mendapat untung bersih hingga Rp 600.000. Ia juga senang karena gerobak rombengnya ditukar dengan gerobak baru berlapis aluminium.

Nana, pedagang pakaian, juga senang karena mendapat lemari lipat menarik untuk menyimpan dan memajang dagangannya. ”Lebih praktis, atraktif, dan cantik dibandingkan dengan gerobak saya sebelumnya,” katanya.

Pasar Gembrong

Di Jakarta Timur, PKL Pasar Gembrong yang selama ini menempati bahu jalan di Jalan Basuki Rahmat, Jatinegara, bisa segera menempati kios di Pasar Gembrong, Cipinang Besar. Kemarin, mereka sudah bisa mengambil kunci ke PD Pasar Jaya setelah mendapat undian penempatan kios.

Camat Jatinegara Syofian mengatakan, dari pendataan, ada 211 PKL yang bakal direlokasi ke kios. Sebanyak 105 PKL mengikuti undian mendapatkan kios di Pasar Gembrong, Cipinang Besar, yang juga berada di Jalan Basuki Rahmat. ”Alhamdulillah, undian berlangsung lancar dan tertib. Semua pedagang yang ikut undian bisa menerima hasilnya,” kata Syofian.

Syofian menegaskan, pedagang diberi toleransi berdagang di luar sampai 9 September. ”Setelah itu, kami akan melakukan penertiban,” ucapnya.

Di sekitar lokasi pasar mainan, pedagang karpet tampak masih menggelar dagangan di trotoar Sejumlah pemilik toko mainan di sepanjang tepi Jalan Basuki Rahmat mengokupasi trotoar. Parkir kendaraan di tepi jalan juga membuat arus kendaraan tersendat. (WIN/RAY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com