Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Warga Ria Rio yang Menolak Direlokasi Berurusan dengan Polisi"

Kompas.com - 01/09/2013, 20:55 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Wali Kota Jakarta Timur Krisdianto menyatakan tak akan memberikan toleransi bagi warga bantaran Waduk Ria Rio yang menolak direlokasi ke Rusun Pinus Elok, Cakung. Menurutnya, Pemkot Jakarta Timur juga sudah berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk mengantisipasi warga yang membandel.

"Itu menjadi urusan polisi. Pemprov DKI sendiri sudah tegas menyatakan kalau ada yang melanggar ketentuan, akan ditindak. Pihak Polisi dan TNI sudah memberikan pernyataan akan membantu Pemda," kata Krisdiyanto, Minggu (1/9/2013).

Krisdianto menuturkan, rencana pengembangan kawasan Waduk Ria Rio sudah pasti akan dilaksanakan. Bahkan, pada awal September nanti, rencananya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan meletakkan batu pertama pembangunan. Nantinya, Waduk Ria Rio akan dikembangkan sebagai tempat pengendalian banjir, rekreasi, interaksi warga, dan opera house.

"Ini untuk kepetingan umum, dan kepentingan publik, jadi harus mau. Pemprov DKI sediri sudah bijaksana. Bahkan, Komnas HAM yang kami undang untuk membahas relokasi juga sudah mengatakan ini solusi terbaik," lanjutnya.

Sebelumnya diberitakan, Lurah Kayu Putih Rosidah mengatakan, selain diberikan unit Cluster A Rumah Susun (Rusun) Pinus Elok di Jalan Raya Penggilingan, Kompleks Taman Pulo Indah, Cakung, Jakarta Timur, kepada warga Waduk Ria Rio, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga memberikan yang terbaik untuk warga dengan menyediakan berbagai fasilitas di dalam rusunawa. "Ada televisi flat, kulkas, tempat tidur, lemari pakaian, kamar mandi, dan kompor gas," kata Rosidah.

Fasilitas tersebut dilihat langsung oleh sekitar 50 warga bantaran Waduk Ria Rio yang akan direlokasi pada Kamis (29/8/2013) lalu. Para warga mengunjungi calon rumah baru mereka didampingi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Satu unit rusun memiliki luas 30 meter persegi (5 x 6 meter), yang terdiri dari satu ruang tamu, dua kamar tidur, satu dapur, satu kamar mandi, dan satu tempat menjemur pakaian. Fasilitas penunjang lainnya meliputi lahan parkir yang memadai, taman bermain, dan dekat dengan sarana pendidikan dan puskesmas.

Cluster A Rusun Pinus Elok terdiri dari 600 unit. Dari jumlah itu, 470 di antaranya disediakan untuk warga bantaran Waduk Ria Rio, sementara sisanya ditempati mantan warga Waduk Pluit (62 unit), gusuran KPK (29 unit), dan warga umum (39 unit).

Dari 470 unit yang diperuntukkan bagi warga bantaran Waduk Ria Rio, 70 di antaranya sudah siap dihuni, sementara sisanya masih dalam tahap renovasi. Renovasi juga termasuk pemasangan instalasi listrik dan air. (Wahyu Aji)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Megapolitan
Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com