Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Ria Rio Minta Relokasi Serentak Plus Uang Kerahiman

Kompas.com - 01/09/2013, 15:07 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga di sekitar Waduk Ria Rio, Kampung Pedongkelan, Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, meminta agar proses relokasi dilakukan serentak. Warga juga meminta agar uang kerahiman untuk mereka ditambah.

Ketua RW 15 Kayu Putih Abdul Gofur mengatakan, ada 60 hunian di rumah susun sewa (rusunawa) Pinus Elok yang siap ditempati. Namun, warga menolak bila dipindahkan secara bertahap. Secara garis besar, kata Abdul, warga ingin pindah secara bersama-sama di rumah susun yang terletak di Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, tersebut.

"Warga maunya semua bisa masuk di rusun bersama-sama. Kalau satu-satu enggak mau. Kemarin kan diminta 50 dulu masuk, cuma warga enggak mau, maunya yang kompak," kata Abdul saat dihubungi Kompas.com, Minggu (1/9/2013).

Abdul menyatakan, setelah lebih dari 50 warganya berkunjung ke Rusun Pinus Elok, secara umum sebagian warga tidak berkeberatan direlokasi ke rusun itu. Namun, warga masih keberatan dengan uang kerahiman yang diberikan sebesar Rp 1 juta. Warga berharap agar uang kerahiman ditambah lagi.

Menurut Abdul, ada pula warga yang meminta penundaan relokasi ditambah lagi, walau telah diperpanjang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo selama satu bulan. "Jangan cuma satu bulan karena membereskan barang-barang mau pindah itu enggak gampang," ujar Abdul. Warga juga memerlukan bantuan transportasi saat mereka pindah dari tempat tinggalnya.

Abdul menyebutkan, jumlah warga yang hendak direlokasi dari wilayahnya sebanyak 181 kepala keluarga (KK), bukan 280 KK sebagaimana pernah ia sebutkan sebelumnya. Dari dua RT di RW 15, kata Abdul, jumlah warga di RT 06 ada 150 KK, sementara di RT 07 ada 31 KK. Warga tersebut tinggal di atas lahan milik PT Pulomas Jaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com